
LOLOS: Petugas menempelkan stiker ke badan bus sebagai bukti lolos screning dan bisa melanjutkan perjalanan ketika melintas di Rest Area Bunder-Playen akhir pekan lalu.(GUNAWAN/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Mobilitas sosial selama PPKM Level 2 terus dilonggarkan. Di Gunungkidul, kebijakan ganjil genap sudah tidak berlaku untuk kendaraan angkutan wisata plat kuning. Dipersilakan melanjutkan perjalanan sepanjang kreteria syarat perjalanan terpenuhi.
Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Bidang Lalulintas Dishub Kabupaten Gunungkidul Bayu Susilo Aji mengatakan, penerapan skema ganjil genap bagi kendaraan yang diberlakukan tanpa kecuali selama ini berjalan lebih dari dua pekan. Akhir Oktober hingga awal November 2021 tercatat 88 kendaraan diputar balik karena pelanggaran ganjil genap di Rest Area Bunde-Playen.”Kemudian data pemeriksaan kendaraan di Terminal Semin tercatat 80 dan hasil patroli 9 pelanggar ganjil genap,” kata Bayu Susilo Aji saat dihubungi Minggu (7/11).
Tapi sejak Jumat (5/11) skema dirubah. Pemkab Gunungkidul tidak lagi menerapkan ganjil genap untuk kendaraan wisata plat kuning. Namun demikian, penumpang tetap wajib memenuhi persyaratan jika tidak ingin diputar balik. Vaksin minimal satu kali/rapid/swab/PCR. Screning awal kendaraan yang melintas melibatkan petugas gabungan meliputi dishub, satpol pp, dinas pariwisata, kepolisian maupun TNI dilakukan setiap akhir pekan yakni, Jumat sampai Minggu. Kalau tidak memenuhi persyaratan ya, putar balik,” ujarnya.
Bagaimana dengan skema ganjil genap untuk kendaraan pelat hitam? Kata Bayu, tetap diperiksa ganjil dan genap sebelum masuk kawasan wisata. Bus atau angkutan lain yang tertib ditempel stiker dan dipersilakan melanjutkan perjalanan. Dikatakan, screning awal akutan baik bus maupun mobil pribadi ini berlangsung di tiga titik masing-masing Rest Area Bunder, Terminal Semin dan Terminal Dhaksinarga Wonosari.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata Gunungkidul Supriyanto mengatakan,tujuan screening kendaraan angkutan agar wisatawan mempersiapkan diri saat berwisata. Misalnya untuk mengetahui sudah divaksin, dan menerapkan protokol kesehatan. “Ini upaya menuju pariwisata yang sehat. Pengunjung datang dalam keadaan sehat, demikian saat pulang,” kata Supriyanto.
Ke depan diharapkan kebijakan pelonggaran mampu memulihkan sektor pariwisata yang sempat tutup beberapa bulan. Pemkab juga berupaya memberikan pelatihan kepada pelaku wisata agar bisa adaptasi dengan kondisi saat ini. Dia mengingatkan, prokes ketat menjadi bagian penting pencegahan penyebaran Covid-19.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gunungkidul Sunyoto mengangku bersyukur karena sekarang sudah ada pergerakan ekonomi yang baik. Sektor wisata mulai jalan. Pengunjung rata-rata masih sekitaran DIJ. “Mungkin Desember baru masuk yang jauh-jauh,” kata Sunyoto. (gun/pra)