RADAR JOGJA – Di saat pemerintah mengantisipasi pesebaran Covid-19, asus demam berdarah dangue (DBD) di Gunungkidul masih tinggi. Selama 2020, ratusan orang digigit nyamuk aedes aegepty diantaranya meninggal dunia. Karena penyebaran penyakit berkembang cepat, warga diminta meningkatkan PHBS.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, puncak DBD 2020 terjadi pada Maret lalu. Di bulan tersebut 269 penderita, dua di antaranya meninggal dunia.“Secara keseluruhan selama 2020 total sebanyak 970 warga positif demam berdarah,” kata Dewi Irawati saat dihubungi Minggu (10/1).
Diakuinya, tahun lalu lonjakan kasus cukup tinggi. Nyamuk aedes aegypti berbahaya dan berkembang biak sangat cepat melalui tumpukan sampah serta genangan air tersebut harus diwaspadai. Bahkan jentik-jentik dari telur nyamuk jenis ini bisa membawa virus yang sama. “Pada awal Januari tahun ini harus waspada,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Diskes Kabupaten Gunungkidul, Sumitro mengatakan, sebaran wilayah endemik DBD tidak mengalami perubahan yakni, Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Wonosari dan Patuk. Kecamatan Wonosari tertinggi yakni mencapai lebih dari 70 kasus.“Meski ada peningkatan kasus DBD belum ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa),” kata Sumitro.
Pertimbangannya, karena kasus DBD tersebut diklaim masih dapat dikendalikan. Sebagai upaya pencegahan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan koordinasi lintas sektoral dari tingkat kabupaten hingga desa diperkuat. Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti fogging hingga PSN dengan program 3M (mengubur, menguras dan menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. “PSN paling efektif sebagai upaya pencegahan. Jika tidak, telur atau jentik dalam lima hari akan menjadi nyamuk sehingga bisa menularkan DBD, meski sudah dilakukan fogging,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan kembali pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain bisa mencegah berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti juga efektif menangkal Covid-19. “Selain PSN dengan PHBS sebagai upaya antisipasi paling awal,” katanya. (gun/pra)