
MEMBUKA DIRI – Peluncuran program serius belajar bahasa arab dan inggris di Ponpes Al Hikmah Padukuhan Bulu, Kalurahan Karangmojo, Kapanewon Karangmojo Senin (30/11).(GUNAWAN/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Pondok pesantren (ponpes) sedang menyeimbangkan pembelajaran dunia dan akhirat. Selain mempelajari ilmu komunikasi dengan Illahi, juga ada kewajiban fasih berbahasa asing, terutama bahasa Arab dan Inggris.
“Hari ini kami me-launching program serius belajar bahasa Arab dan Inggris,” kata pengasuh Ponpes Al Hikmah Padukuhan Bulu, Kalurahan Karangmojo, Kapanewon Karangmojo, Harun Al Rasyid kemarin (1/12).
Untuk kepentingan tersebut, pihaknya menggandeng tenaga pendidik di bidangnya, dalam hal ini menguasai bahasa asing. Jam mata pelajaran (mapel) bahasa Arab dan Inggris yang jauh hari ada ditingkatkan. “Kami ingin ke depan para santri lebih pintar dari ustad-ustadnya. Tidak hanya pandai urusan akhirat namun juga pintar di dunia,” ujarnya.
Upaya menggenjot santri agar fasih berbahasa asing ini, menurutnya, untuk mengimplementasikan ayat Alquran tentang rahmat bagi seluruh alam. Dengan begitu, jika santri menguasai bahasa asing bisa mempermudah urusan dunia. “Penekanan program bahasa asing di Ponpes Al Hikmah selain mampu berkomunikasi, santri juga dapat menunjukkan budi pekerti luhur ketika berhadapan dengan orang asing,” ungkapnya.
Sementara itu, ustad Samsudin yang hadir dalam launching Serius Belajar Bahasa Arab dan Inggris di Ponpes Al Hikmah, menegaskan mendukung penuh program tersebut. Menurut dia, belajar bahasa bukan hanya bisa bicara namun tata bahasa bagus dan indah. “Di ponpes adalah waktu yang tepat untuk menabung dan mengantongi banyak suku kata,” kata ustad Bayu.
Di bagian lain, ustad Bayu mengajak penghuni ponpes untuk fokus kepada kebijakan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Menurutnya, penerapan prokes seperti penggunaan masker dan barang-barang sendiri wajib dilakukan. “Alat mandi, makan, alat tidur dan sebagai harus sendiri-sendiri,” kata ustad Bayu.
Ponpes merupakan perkumpulan banyak orang. Ketika ada satu sakit, maka penularan lebih gampang. Kesehatan bukan untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Dia pun berpesan kepada wali murid, agar ketika mengantar makanan tidak menemui santri. “Maka silakan tidak usah menemui. Kelas santri baru, bertahanlah 20 hari bisa komunikasi dengan wali,” ucapnya. (gun/bah)