Pemenuhan kebutuhan air bersih berkualitas dengan harga terjangkau menjadi fokus utama PDAM Tirta Handayani Gunungkidul. Saking fokusnya itu, perusahaan pelat merah tersebut ”lupa” mempublikasikan berbagai penghargaan. Terutama, penghargaan tingkat nasional.

”Karena apresiasi tertinggi adalah pelanggan puas dan membayar tepat waktu,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Gunungkidul Isnawan Febrianto di kantornya pekan lalu.

Namun, bertepatan dengan Peringatan Ke-29 Hari Jadi PDAM, Isnawan merasa perlu menyampaikan berbagai prestasi yang telah diraih. Pada 2015, misalnya, ada dua penghargaan sekaligus yang diraih. Yaitu, Apresiasi dari Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PDAM Tirta Handayani masuk 12 besar sebagai PDAM tercepat dan terbaik dalam pemasangan SR (sambungan rumah). Lalu, program untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini pada 2015 diliput dan dimuat Majalah Air Minum untuk Kesejahteraan Program Hibah Air Minum APBN 2015. Persisnya pada halaman 48–53.

(GRAFIS: ERWAN TRI CAHYO/RADAR JOGJA)

Tahun berikutnya, PDAM Tirta Handayani masuk dalam urutan 5 besar pemasangan SR MBR tercepat dan terbaik. Berikutnya, Business Challenges Award 2016. Pada 2017 dilengkapi dengan penghargaan Indonesia PDAM Award 2017.

”Kemudian BUMD Award 2018,” ujarnya.

Kendati telah meraih seabrek penghargaan, Isnawan memastikan pekerjaan belum tuntas. Dia memiliki harapan dan ingin terus menangkap peluang. Menurutnya, Gunungkidul sudah menjadi salah satu tujuan wisata. Dengan berfungsinya Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), perekonomian wilayah akan berkembang. Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk lebih cepat.

”Dan semua membutuhkan air,” ucapnya.

Oleh sebab itu, kata Isnawan, PDAM tidak hanya berupaya menambah sumber air baru. Melainkan juga dengan memperluas jaringan dan meminimalisasi tingkat kebocoran. Dengan mengandalkan kinerja perusahaan di bidang teknik, PDAM mampu menurunkan tingkat kehilangan air. Tingkat kebocoran bisa ditekan hingga di angka 23,90 persen. Sebelumnya 29.67 persen.

”Kami juga melakukan pengaktifan SR setelah bertahun-tahun tidak teraliri air PDAM,” ungkapnya.

Menurutnya, manajemen dan kualitas pelayanan kepada masyarakat sangat penting. PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul akan terus melakukan pembenahan dan pembangunan instalasi pipa. Sebab, tingkat kebocoran pipa akan memengaruhi jumlah pasokan air. Dampaknya, hal itu menjadi NRW (non-revenue water) alias volume air tak berekening.

”Sebab, moto PDAM Tirta Handayani Gunungkidul adalah Melayani Dengan Sepenuh Hati Tanpa Henti,” tegasnya. (gun/zam/fn)

Gunungkidul