INI adalah satu film yang saya agak kurang sepakat dengan konsensus kritikus film. Mereka dengan entengnya kasih skor rendah. Menurut saya ini kebangetan. Tapi saya tak semudah itu sepakat dengan mereka. Film ini adalah satu pengalaman visual yang patut dibebaskan dari apriori negatif.
Ceritanya memang kelas dua, alias formulaik, tanpa kejutan, dan mudah ditebak. Di sini Will Smith memerankan dua karakter, sebagai Henry si pembunuh bayaran super tangguh dan sebagai Junior yang mana merupakan kloningan darinya yang usianya separuh lebih muda.
Mereka ditemukan dalam sebuah konflik kepentingan. Lepas satu misi yang ternyata berbuntut alias belum tuntas, Henry yang memulai diri untuk pensiun dikejar-kejar kloningannya, Junior, yang diutus menghabisi dirinya.
Saya rasa memang ada perbedaan sensasi visual dari film yang direkam dalam format 4K dengan 120 fps high frame rate ini. Detail dan pergerakan gambarnya terasa tajam dan jelas. Menyebabkan beberapa adegan aksi legit di dalamnya memancing adrenalin.
Saya membayangkan bahwa akan lebih menggigit kalau menontonnya di dalam format 3D dan 4DX. Di samping itu, film drama aksi ini pun dikemas secara baik dari segi tata suaranya. Benar-benar suatu pengalaman sinematik yang sebaiknya ditonton di bioskop.
Ketika sebuah cerita yang lemah menjadi gangguan namun tak ditopang dengan visualisasi dan aspek teknis yng mumpuni, maka celakalah film itu. Yang ini, bukanlah demikian. Plot yang sama sekali tak menarik terasa cukup terkelabui oleh pemeranan yang lumayan meyakinkan dan keterampilan teknis yang membuat saya percaya bahwa sulap sinematik itu masih ada. Dalam menikmati film ini, saya bisa bersikap masa bodoh dengan kekurangan plot dan skripnya.
Terakhir, saya ingin membahas tentang sutradaranya, Ang Lee. Meski film ini bisa dipastikan tak bakal memasukkannya dalam bursa Oscar sebagaimana film-film sebelumnya yng membuat dia memecahkan rekor sebagai strada berlatar Asia pertama yang meraih dua kali Oscar untuk kategori penyutradraan Brokeback Mountain dan Life of Pi, film ini tetap layak masuk dalam rekam jejak karyanya yang kadung solid.
Ini adalah film aksinya yang tergarap solid, bukan dari segi ceritanya. Ang Lee adalah sineas yang sampai saat ini tetap bisa membuktikan bahwa untuk berkarya tak harus membatasi diri secara berlebihan. Film ini wah! Satu wah kecewa untuk narasinya. Satu wah takjub untuk visualisasi dan penataan suaranya. Jangan menunggu keluar bajakannya untuk menonton film drama aksi ini karena ia macam terlahir untuk dinikmati di bioskop. (ila)
*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara