Pengin Kerja Sekantor dengan Ibunya

 
 
NAMANYA Raja Kamal Ramadhan. Di sekolahnya, SMAN 1 Sewon Bantul dia lebih dikenal sebagai pebasket tangguh. Bisa dibilang pelajar kelas X ini enggak pernah kenal yang namanya capek. Bayangin aja, dalam satu minggu Kamal berlatih tiga kali dengan rata-rata waktu selama tiga jam.Habis latihan terus tidur? “Enggak lah aku harus tetep belajar ampe malem. Udah konsekuensi sih, secapek-capeknya aku harus tetap ada waktu untuk belajar,” semangat Kamal.Basket bagi Kamal adalah dunia yang sulit dijauhkan dari dirinya. Kecintaannya pada basket diawali dari sang kakak yang suka mengajak Kamal latihan bareng di lapangan dekat rumah. Orangtua Kamal sangat men-dukung, meski sebelumnya, saat di bangku Sekolah Dasar, dia dikenal sebagai atlet renang.
Hobi renang ditinggalkan karena saat melanjutkan pen-didikan di sekolah pondok IT Abu Bakar Kamal tidak lagi punya kesempatan untuk berlatih renang. “Orangtuaku terus mensupport aku untuk basket. Bahkan sering nonton ketika aku lagi tanding. Mereka mendukung basket, meski sebenernya mereka lebih suka saat aku jadi atlet renang. Soalnya prestasi renang itu prestasi individu, bukan tim kayak di basket,” ujar cowok kelahiran Bantul 9 Januari 1999 ini.Kamal berprin-sip, basket harus terus dijalankan, namun studi juga enggak boleh ditinggal. “Pokok-nya jangan sampe kegiatan basket ganggu sekolah dan belajar,” ujar Kamal menirukan pesan orangtuanya.Pengalaman buruk soal basket dan studi itu pernah dia alami.
Pernah suatu hari, Kamal merasa capek habis tanding, Karena pengin istirahat, Kamal enggak berangkat sekolah. Kebetulan ayahnya tahu. Jam ngantor belum kelas, ayahnya pulang dan langsung mem-bangunkan Kamal yang asik tiduran di kamarnya. Saat itu juga Kamal dipaksa untuk berangkat sekolah. Menjadi dokter bedah merupakan cita-cita yang harus diwujudkan. Cita-cita itu dibangun dengan landasan kedekatannya dengan sang ibu yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit.Bahkan pesan sang ibu selalu dipegang Kamal dengan erat. “Sehebat apapun saya, menang ato kalah, saya harus tetap menjaga attitude,” katanya. Saat Honda DBL 2015 lalu, Kamal belum bisa mewujudkan keinginan timnya, yaitu menjadi champion. Tim SMAN 1 Sewon harus takluk saat Fantastic Four yang harus berhadapan tim kuat Patbhe. Namun kekecewaan pebasket dengan tinggi 174 cm ini sedikit terobati. Karena Kamal terpilih sebagai First Team DBL Jogja dan harus menjalani camp di Surabaya. (val/man/ong)

Ekspresi