RADAR JOGJA – Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi di Kota Jogja masih di angka 6,05 year on year (yoy). Angka tersebut dinilai cukup jauh dari target nasional, yaitu 3,00 yoy dengan toleransi kurang lebih satu. Sebagai salah satu kebutuhan pokok utama, beras turut memberikan komposisi inflasi sampai 60 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIJ Budiharto Setyawan membenarkan, beras berdampak signifikan pada inflasi di DIJ. “Karena komposisinya 60 persen, sehingga pergerakannya memberi pengaruh yang kelihatan,” lontarnya kemarin (9/2).

Budiharto berharap, inflasi di DIJ terus melandai. Dekati target nasional, yaitu di angka tiga yoy dengan toleransi kurang lebih satu. “Kota Jogja, karena diawali tinggi kami harap terus melandai. Karena masih 6,05 yoy di Januari,” paparnya.

Dalam upaya pengendalian inflasi, BI bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIJ gelar operasi pasar (OP). Mengingat panen raya diprediksi baru akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret.

“Sampai akhir Februari, masih tersedia tiga ton beras yang berkelanjutan. Jadi kami manfaatkan produk dari Kelompok Tani Sido Mulyo. Maka beras kami redam kenaikan inflasi sampai Februari,” jabarnya.

Terpisah, Mukti salah seorang pedagang beras di Pasar Giwangan turut membenarkan kenaikan beras. Berangsur secara periodik mingguan, harga beras naik Rp 500. “Soalnya belum panen raya,” paparnya kepada Radar Jogja.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja Veronica Ambar Ismuwardani pun membeberkan pantauannya. Kendati stok mencukupi, terjadi kenaikan harga beras Rp 500-Rp 1.000 secara fluktuatif. “Oleh karena itu kami lakukan OP beras bersama BI untuk memudahkan masyarakat mendapat harga sesuai harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya.

Stok sebanyak tiga ton telah disebar Gambar ke tiga pasar di Kota Jogja. Antara lain sebanyak 1,5 ton ke Pasar Beringharjo, satu ton ke Pasar Kranggan, dan 500 kilogram ke Pasar Prawirotaman. “Nanti dilihat perkembangannya. Kalau harga mulai turun ya mungkin OP akan kami turunkan,” ucapnya.

Ambar menyebut, harga bahan pokok masih dinamis. Terlebih, jelang puasa dan Lebaran. Sehingga OP perlu dilaksanakan. “Kami juga akan ke wilayah kalau memungkinkan, di awal Maret kalau harga belum turun akan melakukan OP di kemantren,” tegasnya.

Beberapa bapok yang juga diwaspadai adalah cabai serta bawang merah dan putih. Dalam pemantauannya, harga bawang merah mulai merangkak naik. Selain itu, MinyaKita mulai sulit ditemukan. Lantaran Jogja, terakhir dapat pasokan di Desember 2022. “Ketersediaan sangat terbatas, tapi khusus MinyaKita. Kalau bicara minyak goreng banyak. Mau premium atau medium. Semua tersedia dan mencukupi,” tandasnya. (fat/din)

Ekonomi