RADAR JOGJA – Niagahoster berkolaborasi dengan 1000 Startup Digital Kemenkominfo. Kali ini hadir dalam kelas Etalase Digital. Fokusnya membantu UMKM dan Startup pemula di Indonesia. Rencananya berlangsung secara daring pada 3 Juni 2022.

Kolaborasi ini bertujuan membantu UMKM dalam menghadapi era digital. Ditambah adanya pandemi Covid-19 yang membuat UMKM untuk go online. Wujudnya berupa kelas online yang terbuka untuk semua pelaku UMKM DNA startup.

“Program ini ditujukan bagi pemilik usaha rintisan atau startup dan UMKM yang ingin belajar mengenai dasar pengetahuan digital dan pentingnya go digital bagi usahanya,” jelas Subkoordinator Pengembangan dan Kerjasama Startup Digital Muhammad Faisal pada acara Media Meet-Up Online Niagahoster via Zoom, Selasa (24/5).

Kolaborasi dengan 1000 Startup Digital Kemenkominfo ini dikemas dalam kelas online yang intensif. Menghadirkan para pembicara dari para pelaku dan regulator industri startup. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan motivasi bagi pesertanya.

Tak terhenti disini, program juga terwujud dalam kegiatan berjejaring. Melibatkan peserta yang tersebar di 20 kota se-Indonesia. Kegiatan ini akan diisi dengan pendampingan tentang upaya membangun ide, eksekusi, peluncuran, hingga respon dari para mentor.

“Kelas intensif ini memberikan bekal dan pembinaan bagi mereka, agar bisa langsung praktik membuat website bisnis atau company profile,” katanya.

Faisal optimis program kerjasama 1000 startup dapat berjalan sukses. Terutama tujuan agar peserta dapat memahami bagaimana pentingnya web blogging. Khususnya dalam pengembangan UMKM dan startupnya. “Harapannya ketika mengikuti Startup Indonesia temen-temen ini bisa tertarik untuk invest ke startupnya dan dapat menambah tenaga kerja,” ujarnya.

Head of Brand and Communication Team Niagahoster Ayunda Zikrina mengakui tak mudah dalam membantu UMKM. Pertama, timnya harus mengubah stigma masyarakat tentang web blogging. Adanya anggapan terlalu susah dan mahal.

Kondisi ini juga masih berlangsung setelah pendampingan. Masih adanya anggapan web blogging justru mempersulit transkasi. Padahal jika dikelola dengan baik akan menjadi tumpuan dalam pemasaran.

“Itulah mengapa kami fokus mengubah stigma masyarakat. Kami harus meyakinkan karena masih ada yang berpikiran nanti ribet, nanti sulit, harus bayar lagi ya, dan lain-lain kehawatiran seperti itu yang menjadi challenge bagi kami,” katanya. (vis/om19/Dwi)

Ekonomi