RADAR JOGJA – Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) mempunyai industri produk halal yang beragam. Sangat potensial dikembangkan. Mulai makanan dan minuman khas Jogja tersedia. Demikian juga dengan fesyen batik. Potensi besar ini perlu dioptimalkan.

“Industri produk halal harus didorong dan dikembangkan guna mendukung kegiatan pariwisata di Jogjakarta,” pinta Ketua Dewan Pembina Halal Club Jogjakarta (HCY) GKR Mangkubumi.

Mangkubumi yang juga Ketua Kadin DIJ menjelaskan, produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syariat Islam. Produk makanan halal agar punya daya tarik bukan sekadar halal saja. Tapi harus bersih, sehat dan aman saat dikonsumsi.

Pandangan Mangkubumi itu dikemukakan saat berbicara dalam talk show Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur bertema Inovasi Ekosistem G2R Tetrapreneur with You. Acara berlangsung di ruang rapat Dharma Praja kompeks Kepatihan Jogjakarta pada Senin (6/12).

Mangkubumi hadir secara daring. Sedangkan narasumber di lokasi adalah Kabag tandarisasi dan Pelayanan Publik Biro Organisasi Setda DIJ Abu Yazid dan konseptor sekaligus Tenaga Ahli G2R Tetrapreneur Rika Fatimah. Dari Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Setda DIJ diwakili Imam Safi’i.

Soal G2R Tetrapreneur, Abu Yazid mengatakan diusung sebagai program pemberdayaan BUMDesa, koperasi serta UMKM. Saat ini G2R Tetrapreneur berjalan di 21 desa yang ada di empat kabupaten se-DIJ. Tahun depan, 2022 G2R Tetrapreneur diusulkan menjadi salah satu model pemberdayaan masyarakat. Kegiatanya bakal dilengkapi dengan kelembagaan G2R Tetrapreneur. Menurut Abu, model G2R Tetrapreneur merupakan model pemberdayaan masyarakat desa yang dapat diterapkan di berbagai sektor.

“Model G2R Tetrapreneur menjadi inovasi pemberdayaan masyarakat asli DIJ dan mulai tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” katanya. Itu tercermin dengan terpilihnya G2R Tetrapreneur di ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020-2021 Tingkat Nasional yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. “G2R Tetrapreneur masuk 11 inovasi KIPP DIJ,” bebernya.

Sedangkan Rika Fatimah menyampaikan papara berjudul Inovasi Ekosistem G2R Tetrapreneur with You! Rika menjelaskan G2R Tetrapreneur bukan sekadar program pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Namun merupakan strategis menciptakan ekosistem ekonomi yang berdaulat dan mandiri,” tegas Rika.

Dikatakan G2R Tetrapreneur memberdayakan kemanusiaan di awal Tetra 1 dan Tetra 2. Tetra 1 atau rantai wirausaha desa merupakan sumber alam yang diwujudkan melalui pemilihan produk unggulan dari masing-masing desa. Sedangkan di Tetra 2 adalah penumbuhan ekonomi melalu pasar yang teredukasi atau pasar non kompetisi. Selanjutnya, G2R Teterapreneur berinovasi dalam ekonomi gotong royong ikonik. “Tetra 3 atau pasar kompetisi unit G2R Tetrapreneur dan Tetra 4 dapat disebut sebagai akses pasar kebijakan,” tutur Rika.

G2R Tetrapreneur mengusung pemetaan detail terhadap jenis akses pasar. Yakni pasar non-kompetisi, pasar kompetisi dan pasar kebijakan. Semua disesuaikan dengan proses bisnis yang berbeda dengan proses konvensional. Proses bisnis G2R Tetrapreneur sangat sesuai dengan bisnisnya Indonesia. Bersama-sama bergotong royong mencapai tujuan yang lebih besar. Proses ini tidak mudah ditiru oleh negara-negara lain. “Gotong royong ikonnya Indonesia,” kata Rika. (sce/kus/ila)

Ekonomi