
SEMANGAT TOLERANSI: Peserta aksi yang tergabung dalam organisasi massa Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menggelar kirab bendera merah putih sepanjang 90x3 meter di kawasan Tugu, Jogja, Minggu (19/6). Kegiatan itu dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan jiwa nasionalisme, tanpa memandang agama, suku, ras, dan menjunjung tinggi toleransi antar sesama. FOTO: ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA
RADAR JOGJA – Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 90 meter x 3 meter di Tugu Jogja, kemarin (19/6). Aksi ini jadi simbol ajakan agar masyarakat meneguhkan diri untuk bersatu dalam wadah toleransi yang berbasis Pancasila.
Ketua DPW PNIB DIJ Timi Widayat mengatakan, aksi yang dilakukannya merupakan wujud tanggung jawab dalam menjaga persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dia khawatir melihat situasi di Indonesia akhir-akhir ini.
Menurutnya, telah terjadi kesenjangan akibat hilangnya rasa saling mencintai dan lunturnya nasionalisme, serta toleransi nilai-nilai dalam Bhinneka Tunggal Ika. “Semakin sirna penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dan dasar negara, falsafah, way of life, dan alat pemersatu bangsa,” ujarnya saat diwawancarai di sela aksi.
Untuk itu, PNIB menggelar kirab Merah Putih untuk mengajak dan mengampanyekan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berani dengan tegas menolak, melawan tindakan radikalisme. Melalui aksi ini, ia berharap dapat membangkitkan jiwa nasionalisme putra bangsa. “Tolak khilafah radikalisme terorisme sampai kiamat,” soraknya.
Timi meminta pemerintah serta aparat penegak hukum untuk lebih tegas dalam menindak dan menghukum para penyebar paham ideologi transnasional. Berikut menutup dan mengambil alih sekolah, yayasan, atau lembaga yang mengajarkan paham transnasional di Bumi Pertiwi.
“Bangsa ini tidak boleh tercerai berai. Hanya karena ulah sekelompok orang yang sudah terang-terangan menyatakan diri bahwa dasar mereka adalah menolak Pancasila dengan menggantikan paham-paham tertentu berbalut agama,” lontarnya.
Timi juga menyinggung paham radikal semakin banyak berdiri di berbagai penjuru negeri. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi pemecah persatuan dan kesatuan bangsa. “Ini keprihatinan kami sebagai anak bangsa yang resah karena semakin masif dan berkembangnya paham-paham ideologi transnasional. Jaga kampung dan desa dari para provokator, paham ideologi transnasional dan bahaya laten Khilafatul Muslimin, FPI, HTI, NII,” tegasnya.
Setelah menggelar kirab di Jogja, kegiatan serupa juga diperkenankan Timi digelar di daerah lain, guna menyuarakan toleransi dan menolak radikalisme. “Besok bisa segera disusul di Jombang, Mojokerto, Kediri, Batu dan Malang, Madiun, Surabaya, Magelang, Borobudur, Boyolali, Brebes, serta Tegal,” sebutnya. (fat/laz)