RADAR JOGJA – Tiga tempat Isolasi Terpusat (Isoter) di DIJ dinonaktifkan sejak Jumat (1/10). Tiga isoter yang dimaksud adalah Isoter Rusun Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), rusun Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan isoter Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Wakil Ketua Sekretariat Satgas Covid-19 DIJ Biwara Yuswantana mengatakan, penghentian operasi tiga isoter itu dilakukan setelah diadakan rapat evaluasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selain itu, pemberhentian itu juga disetujui oleh para penanggung jawab dan petugas medis isoter. “Penghentian operasi setelah ada rapat evaluasi BNPB dan penanggung jawab isoter serta paramedis,” kata Biwara, Jumat (1/10).
Pertimbangan penutupan tiga isoter itu tidak main-main sebab ada sejumlah kajian yang telah dilakukan. Diantaranya kajian epidemiologis yang memaparkan bahwa kasus Covid-19 di DIJ saat ini sudah melandai, persentase positive rate yang terus menurun, serta tingkat keterisian kamar di rumah sakit yang terus turun signifikan.
Setelah tiga tempat isoter itu ditutup, untuk kebutuhan isolasi pasien Covid-19 di DIJ pemerintah akan mengoptimalkan tempat isolasi yang dikelola oleh Dinas Sosial (Dinsos). “Untuk kebutuhan isolasi dioptimalkan tempat isoter yang dikelola Dinas Sosial dan Kabupaten/Kota,” tegas dia.
Biwara mencatat, sejak 1 Agustus sampai dengan September 2021 lalu total sudah ada 449 orang yang sudah menghuni di tiga tempat isolasi terpusat itu. Rinciannya yang sudah terlayani di BBWSSO 252 orang, PIAT UGM 90, dan UNY 107. Itu merupakan data sejak 1 Agustus sampai dengan 30 September.
Penutupan sementara juga dilakukan Pemkab Gunungkidul pada Wisma Wanagama dan Kantor Kalurahan Petir dari fungsi merawat pasien terpapar virus korona. “Selter Kalurahan Petir lebih dari satu bulan tidak digunakan. Untuk Wanagama sejak 18 September sudah kosong,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul Suyatin saat dihubungi Jumat (1/10).
Dia menjelaskan, kedua shelter tersebut sempat penuh. Sheleter Wanagama sendiri teken kerjasama dengan UGM berakhir 24 September 2021. Meski dinonaktifkan, sewaktu-waktu dapat kembali difungsikan. “Semoga tidak digunakan lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, meski kasus harian terus melandai warga tetap diimbau untuk tidak abai terhadap protokol kesehatan (prokes).“Sebab, kasus dapat melonjak setiap saat. Untuk total hingga 30 September 2021 17.777 kasus, sembuh 16.640 kasus, dan kasus dalam perawatan 116 kasus. Sementara kasus meninggal 1.021 kasus,” kata Dewi Irawaty.
Data terbaru, untuk kapanewon nol kasus meliputi Ngawen, Rongkop, dan Tanjungsari. Kapanewon tertinggi kasus Covid-19 Wonosari dengan 28 kasus, Ponjong 19 kasus dan Playen serta Kapanewon Panggang masing-masing 12 kasus.“Protokol kesehatan harus dijalankan, jika abai maka potensi lonjakan kasus bisa terulang kembali,” kata Dewi. (gun/kur/pra)