RADAR JOGJA – Bupati Sleman periode 2016-2021 Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sri Muslimatun Rabu (17/2) berpamitan. Di Bantul, Bupati Suharsono juga melakukan hal sama, pamit usai menyerahkan kewenangan kepada Pelaksana Harian (Plh) Bupati Bantul Helmi Jamharis.

Didampingi wakilnya yang sekaligus rivalnya dalam Pilkada 2020, Abdul Halim Muslih, pria 63 tahun itu mengucap terima kasih. “Telah banyak kebersamaan dan pengalaman luar biasa yang kami dapatkan di lingkungan Pemkab Bantul,” kata Suharsono mengawali pamitannya.

Untuk itu, lanjut Suharsono, dalam kesempatan tersebut mereka mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada gubernur DIJ, seluruh jajaran forkopimda, para pimpinan dan anggota DPRD, juga keluarga besar Pemkab Bantul atas kebersamaan. “Semua pihak telah bergotong royong serta berikhtiar bersama dengan kami, memberikan yang terbaik untuk Kabupaten Bantul,” tutur ayah dua putera itu.

Setelah resmi melepas jabatannya, mantan anggota Polri ini pun berharap masyarakat Bantul dapat merasakan, pembangunan yang dilakukan Pemkab Bantul selama kepemimpinannya bersama Abdul Halim. Berharap pula pembangunan yang lebih baik di Bumi Projotamansari.

“Kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan, dalam masa pengabdian perlu disempurnakan. Oleh karena itu, di akhir masa jabatan ini kami ndherek titip pesan untuk semua elemen Pemkab Bantul agar bersinergi dengan bupati dan wakil bupati terpilih, yakni Bapak Abdul Halim dan Joko Purnomo,” pesannya.

Suharsono pun mengaku puas. Lantaran dapat mengukir sejarah. Di mana selama lima tahun masa kepemimpinannya, tidak ada kasus hukum di Pemkab Bantul. “Alhamdulillah saya bersyukur selama saya menjabat tidak ada yang masuk penjara. Saya sangat puas mengukir sejarah yang baik,” ucapnya.

Selain itu, Suharsono berpesan pada para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) setelah Halim dilantik menjadi bupati, jangan sampai ada matahari kembar. “Semua harus fokus sama pimpinan yang baru, dengan gaya kepemimpinan yang berbeda. Semua pemimpin pasti berbeda. Harus menghormati pimpinan. Kerjakan semua sesuai dengan peraturan undang-undang,” nasihatnya.

Lepas ini, Suharsono akan mengajak istrinya, Erna Kusmawati, ke sawah. Kembali menekuni harapan, yang disebutnya tertunda setelah menjadi bupati. Untuk menanam cabai, tomat, kacang panjang, dan jenis sayur lainnya.

“Saya punya sawah tinggalan orang tua. Besok pagi saya mau bersepeda sama istri, nyangkul. Karena waktu itu, saya belum sempat pensiun, ditunjuk masyarakat menjadi kepala daerah sehingga bertaninya mundur selama lima tahun. Saya juga akan fokus momong anak-cucu,” cetusnya semringah.

Ditanya kemungkinan mencalonkan diri maju sebagai anggota DPR RI, Suharsono mengaku anaknya tidak mengizinkan. Kendati begitu, ia tetap melihat dinamika perkembangan politik. Sementara Halim mengaku fokus untuk mempersiapkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Pelantikan KSP Akhir Februari

Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sleman terpilih 2021 diperkirakan akan dilakukan pada akhir Februari 2021. Hal ini karena Pemkab Sleman telah menerima surat keputusan dari Kemendagri.

Sekda Harda Kiswaya menjelaskan, surat itu menyatakan bahwa Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul bisa menyelenggarakan pelantikan di akhir bulan. Hal ini karena wilayah DIJ termasuk daerah yang tidak memiliki masalah sengketa.

“Namun untuk tanggalnya belum bisa dipastikan. Gubernur juga belum bisa menyampaikan,” jelas Harda yang saat ini menjabat Plh Bupati Sleman, di Kompleks Kantor Setda Sleman, Rabu (17/2).

Awalnya, kata Harda, dikabarkan pelantikan kepala daerah tertunda 3-4 bulan. Termasuk pelantikan Bupati Kustini Sri Purnomo (KSP)-Wabup Danang Maharsa yang seharusnya berlangsung 17 Februari. Hanya saja, Harda mengaku senang saat mengetahui penundaan pelantikan tidak membutuhkan waktu lama. “Kalau terlalu lama repot, agenda kabupaten pasti berantakan. Karena dalam segala sesuatunya, peran bupati sangat penting,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman periode 2016-2021 Sri Muslimatun mengaku akan kembali melakukan aktivitasnya sebelum menjabat wabup. Jika sebelumnya profesi praktisi kesehatan dan bidan dilakukannya saat waktu luang, saat ini akan lebih difokuskan. Tidak menutup kemungkinan ia akan terjun ke dunia politik kembali. “Cuma belum tahu nanti, ke legistatif atau eksekutif,” bebernya. (fat/eno/laz)

DIJ