RADAR JOGJA – Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengumumkan dirinya positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pasca tes rapid antigen. Pengumuman ini dia sampaikan melalui akun Facebook pribadi miliknya. Unggahan Minggu malam (24/1) tersebut juga menyampaikan gejala hilangnya indera peenciuman dan pengecap.
Sekretaris Daerah Pemkab Bantul Helmi Jamharis membenarkan kabar tersebut. Pasca keluarnya hasil rapid antigen, sang Wakil Bupati ini langsung menjalani isolasi. Tepatnya di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
“Jumat (22/1) ada agenda pengumuman hasil Pilkada sampai jam setengah 3 sore. Setelah pulang kira-kira jam 4 sore beliau telpon dokter. Merasakan ada gangguan penciuman,” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (25/1).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul bertindak cepat atas informasi tersebut. Berupa pengiriman tim medis ke kediaman sang Wakil Bupati Bantul. Hasil pemeriksaan kesehatan dengan rapid antigen menyatakan hasil positif Covid-19.
Tindak lanjut dari hasil tersebut, berupa pemeriksaan kesehatan dengan swab Polymerase Chain Reaction (PCR). Hanya saja untuk hasil belum bisa diketahui secara pasti. Ini karena pemeriksaan kesehatan berlangsung selang sehari setelahnya.
“PCR itu Sabtu (23/1) dan Minggu (24/1), hasilnya kemungkinan akan keluar hari ini. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera diketahui,” katanya.
Helmi memastikan kondisi kesehatan Halim dalam keadaan baik. Walau begitu hingga saat ini masih kehilangan indera penciuman dan pengecap. Halim juga mengaku tak memiliki gejala demam, pusing maupun sesak napas.
“Kalau secara umum kesehatan masih fit, hanya saja itu ada gejala hilang indra penciuman dan pengecap,” ujarnya.
Halim juga turut menjelaskan kondisi kesehatannya melalui akun Facebook miliknya. Bupati Bantul terpilih ini menuturkan, kecurigaan muncul sejak Jumat malam (22/1). Berawal saat tidak mencium aroma parfum yang dia semprotkan.
Setelah itu, Halim menuju dapur untuk mencari gula dan garam. Saat menjajal kedua perasa ini, Halim tak merasakan rasa apapun. Bahkan dia tak bisa membedakan mana gula dan garam. Keduanya memiliki rasa yang hambar.
“Walhasil di malam itu melalui swab antigen saya terkonfirmasi positip Covid tanpa saya ketahui dari mana dan kapan virus itu menulari,” katanya dalam unggahan Facebook.
Selama menjalani isolasi, Halim mendapatkan tindakan medis. Berupa pemberian vitamin dan suplemen lainnya. Termasuk mendapatkan konsumsi makanan yang bergizi.
Pasca perawatan, indera penciuman dan pengecap sudah kembali normal. Halim mengaku lidahnya sudah bisa membedakan antara gula dan garam. Termasuk aroma parfum dan balsem.
“Jadi, Covid itu ya virus biasa saja, tidak medeni seperti sebagian orang menceritakan. Jika terpaksa terpapar, kuncinya: tetap tenang, nggak usah panik, makan banyak, istirahat dan gerak-gerak
badan. Namun jangan ambil resiko. Tetap bermasker di manapun anda berada, karena penyebaran Covid kini tak lagi hanya melalui droplet dan kontak erat. Waspadalah,” tulisnya. (dwi/ila)