Radar Jogja – Perubahan desain jalan tol yang melintas di kawasan sumbu imajiner dipastikan tidak akan mengganggu rencana pembangunan. Pembangunan tol penghubung Bawen, Solo dan Jogja itu tetap sesuai rencana pada 2021.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIJ Budi Wibowo mengatakan, perencanaan pembangunan harus sudah selesai tahun ini. Perubahan desain di kawasan sumbu imajiner atau yang ada di sekitar perempatan Monjali, dipastikan tidak akan mengubah waktu pelaksanaan.
“Saya pikir pemerintah pusat sudah memikirkan dengan baik perubahan tersebut. Karena kontraknya 2021 pembangunan harus segera dimulai,” kata Budi.
Ia menjelaskan pembangunan infrastruktur tol merupakan rencana strategis pemerintah. Meski begitu, keberadaanya tidak mengubah nilai-nilai keistimewaan yang ada di Jogjakarta. Termasuk salah satunya keberadaan sumbu imanjiner yang menjadi nilai keistimewaan Jogjakarta.
Saat disinggung mengenai perubahan desain akan menambah luasan lahan yang terdampak, Budi mengatakan, belum bisa memastikan betul hal tersebut. “Itu kebijakan dari satuan kerja pelaksananya,” katanya.
Sementara itu, PPK Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Jogja Solo Totok Wijayanto mengtakan, target revisi desain tol Jogja-Solo di kawasan Monjai dari elevated (melayang) menjadi adgrade akan rampung minggu pertama Januari. “Perubahan desain sekitar satu hingga dua kilometer. Tapi desain pastinya seperti apa, masih ditunggu,” jelasnya.
Dengan perubahan desain dari elevated menjadi adgrade, terangnya, akan ada penambahan luasan lahan yang terdampak di jalur adgrade. Hal itu segera disosialisasikan pada tahun ini bersamaan sosialisasi yang sedang dilakukan.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan DIJ Sigit Sapto Raharjo mengatakan, sumbu filosofi merupakan penanda keistimewaan yang sangat penting. Sehingga bila nanti akan ada penambahan pembebasan lahan, hal itu memang harus dilakukan. “Memang sumbu filosofi tidak boleh terpotong,” jelasnya.
Sigit pun menampik bila perubahan desain untuk mempertahankan sumbu imajiner dilakukan secara mendadak. Menurutnya, Pemprov DIJ melalui gubernur telah meminta kepada pemerintah pusat untuk memperhatikan betul keberadaan sumbu imajiner Jogjakarta. “Terinformasikan memang akhir-akhir ini, karena otomatis akan ada penambahan biaya,” jelasnya.
Seperti diketahui, progres pembangunan infrastrukur tol penghubung Jogja dan Jawa Tengah sendri saat ini tengah memasuki proses sosialiasai terhadap warga yang terdampak tol. Sejumlah desa di beberapa kecamatan sudah disambangi tim sosialisasi.
Sosialisasi tahap pertama dilakukan terhadap pembangunan tol penghubung Jogja-Solo. Hal itu disebabkan kompleksitas dari pembangunan tol sepanjang 22,36 kilometer itu. Tol Jogja-Solo membutuhkan lahan 174,4 hektare dan memanfaatkan 2.906 bidang. Setelah proses sosialisasi rempung, Pemprov DIJ akan mengeluarkan izin penggunaan lahan. (bhn/laz)

Bisnis