
GOSONG: Beginilah kondisi mobil milik Daryanto yang ikut terkena lemparan molotov yang ditujukan ke kediamannya, Jumat dini hari (23/2). (DWI AGUS/Radar Jogja)
SLEMAN – Diduga balas dendam, dua orang tak dikenal melempar molotov ke rumah Daryanto, 50. Tersiar kabar aksi ini akibat klitih yang dilakukan seorang anak yang rumahnya dekat rumah korban. Kasus klitih tersebut terjadi 28 Januari dan tengah ditangani Polsek Mlati.
Pelemparan molotov ini terjadi Jumat dini hari (23/2). Aksi diduga dilakukan oleh dua orang dengan mengendarai sebuah sepeda motor. Molotov yang dilempar ke rumah dengan alamat Cokrobedog, Sidoarum, Godean mengakibatkan dua kendaraan roda empat rusak.
“Adik saya yang melihat langsung sekitar jam 03.30 pagi. Pelaku naik Suzuki Smash dan menyalakan molotov langsung dilempar ke teras rumah. Ada dua Molotov yang dilempar saat itu,” kata anak pertama Daryanto, Novrian, 23, Jumat (23/2).
Menurut penuturan adiknya, dua pelaku tersebut tepat berhenti didepan rumahnya. Saat kejadian berlangsung ada lima orang didalam rumah. Begitu api berkobar, Daryanto langsung menuju depan rumah. “Api langsung dipadamkan dengan alat seadanya. Lalu satpam perumahan depan rumah, mengejar pelaku. Tapi Pak Suyamto kembali untuk membantu memadamkan api,” ujarnya.
Akibat pelemparan ini Toyota Inova rusak bagian depan. Kobaran api juga merusak bemper belakang Toyota Agya. Selain itu tembok dan pot bunga juga terlihat ada jelaga hitam. Membuktikan kobaran api saat itu cukup besar.
Novrian memastikan keluarganya tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Dari segi keamanan, lingkungan rumahnya tergolong aman. Terbukti tidak ada aksi criminal terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Daryanto sendiri tercatat sebagai Kaur Pemerintahan Sidoarum Godean. Guna mendapatkan informasi dan bukti, Daryanto dan Suyamto dimintai keterangan oleh Polres Sleman. Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab pasti pelemparan. “Belum pernah ada orang yang mencurigakan,” katanya singkat.
Radar Jogja sempat mengulas aksi klitih dengan anak inisial CAARP. Pelajar usia 16 tahun ini bukanlah pelaku utama. Dugaan ini menguat karena alamat pelaku CAARP dan korban Daryanto sama. Dalam aksi klitih tersebut, pelaku utama pembacokan adalah RS, 15, dan JN, 17. Akibat aksi tersebut, pergelangan tangan kanan korban IP nyaris putus.
“Kami tidak berani menduga-duga penyebab utama. Tapi akan kami himpun berbagai informasi agar faktanya terkuak. Saksi juga melihat jelas pelemparan, semoga segera ditemukan pelakunya,” kata Kapolsek Godean Kompol Herry Suryanto. (dwi/din/mg1)