
DEDIKASI UNTUK ANAK BANGSA: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menerima Herman Johannes Award di Balai Senat Universitas Gajah Mada Selasa (20/2). (GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA)

SLEMAN – Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Pendidikan Teknik Ke-72 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada Selasa (20/2). Dua menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo hadir di acara tersebut. Mereka adalah sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Kehadiran dua sosok penting negeri ini tersebut bukan tanpa alasan. Keduanya sengaja dihadirkan di UGM untuk menerima Herman Johannes Award. Penghargaan ini diberikan oleh Fakultas Teknik UGM dan Keluarga Alumni Teknik Gadjah Mada (KATGAMA) kepada para tokoh berpengaruh atas dasar karya, pengabdian, dan dedikasi tanpa kenal lelah. Yang disumbangkan kepada bangsa dan Tanah Air.
Setelah vakum selama 15 tahun penghargaan ini kembali diberikan kepada tokoh-tokoh nasional yang berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia.
“Saya sungguh merasa tersanjung dan terhormat menerima Herman Johannes Award 2018. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada UGM,” ujar Basoeki usai menerima penghargaan di sektor infrastruktur.
Sedangkan Susi Pudjiastuti menerima penghargaan atas sumbangsihnya di bidang kelautan dan perikanan. Menteri Susi, sapaannya, mengungkapkan, penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat, khususnya akademisi, dapat mengapresiasi kinerjanya selama tiga tahun terakhir sebagai menteri. “Penghargaan ini juga untuk Pak Presiden. Yang memercayakan saya, yang cuma sekolah sampai SMA kelas 2. Untuk mengerjakan tugas yang menjadi masalah pelik di Indonesia,” ucapnya. Dengan penghargaan, lanjut Susi, Indonesia mampu mengapresiasi anak bangsa yang kerja sungguh-sungguh.
Menteri yang identik dengan aksi penenggelaman kapal ini memang sering di-bully oleh sejumlah pihak. Termasuk oleh anggota DPR RI. Kendati demikian, Susi tetap pantang menyerah menjalankan tugasnya menjaga kedaulatan kelautan Indonesia. Tak kurang 363 kapal asing yang melanggar perairan Indonesia telah ditenggelamkannya. Dengan aksinya itu, Susi mampu mendongkrak hasil tangkapan ikan dari 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton saat ini.
“Bayangkan, dengan tambahan 6 juta ton ikan kalau dikalikan 1 dolar AS, maka pendapatan kita naik menjadi 6 miliar dolar AS,” ujarnya.
Lebih dari itu, saat baru sebulan menakhodai Kementerian Kelautan dan Perikanan, Susi mampu mengeluarkan tujuh ribu kapal asing ilegal dari perairan Indonesia. Aksi ini pun dicap sebagai peristiwa monumental untuk dunia karena belum pernah terjadi sebelumnya.
“Menjadi lucu jika saya diserang anggota dewan dan pakar dari beberapa universitas yang dengan keilmuan mereka melakukan justifikasi agar to be wrong,” lanjut alumnus SMPN 5 Jogja itu.
Selain itu, berkat kebijakannya dalam penenggelaman kapal asing yang dibahas terus-menerus oleh Presiden Joko Widodo, sumber daya laut Indonesia dapat diselamatkan. “Biomas kita naik 300 persen, padahal negara lain turun. Hiu dan paus hampir terlihat di semua perairan Indonesia. Ini menjadi salah satu buktinya,” tegas wanita yang lahir di Pangandaran, Jawa Barat, itu.
Selain Susi dan Basoeki, Herman Johannes Award diberikan kepada beberapa tokoh nasional lain. Di antaranya, Hardjoso Prodjopangarso (alm), Soebroto, dan Hartato Sastrosoenarto (alm). Ketiganya mendapat penghargaan di bidang teknologi pengairan, energi, dan industri.
Adapun Herman Johannes adalah pahlawan nasional yang pernah menjabat rektor kedua UGM. (ita/yog/mg1)