JOGJA – Wali Kota Jogja Haryadi Suyudi enggan untuk melegalkan lokalisasi terselubung Pasar Kembang atau Sarkem. HS, sapaan akrabnya, memilih untuk dilakukan penertiban dengan menerjunkan Satuan Polisi Pamong (Satpol PP).
“Saya nggak buka kok suruh nutup. Ya, tertibkan sajalah,” tandas HS kemarin (18/6). Ia mengungkapkan, pemkot tak bisa mengakui keberadaan Sarkem. Makanya, opsi paling efektif adalah dengan menempatkan Satpol PP di kawasan tersebut.
Satpol PP bersama kepolisian, sambung HS, bisa saja melakukan penindakan. Terutama mengenai aktivitas asusila di salah satu gang di Sosrowijayan, Kelurahan Sosrowijayan, Kecamatan Gedongtengan itu. “Kalau aktivitasnya setiap hari, ya Satpol PP netheki tiap hari,” terang HS.
Ia mengatakan jika diminta menutup, pihaknya kesulitan. Hanya saja ia mendukung rencana Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa untuk menutup Sarkem secara bertahap. “Sekarang kan masih didata,” imbuhnya.
Seperti diberitakan Radar Jogja kemarin (17/6), kawasan Sarkem tak masuk prioritas penutupan dari Kementerian Sosial tahun 2015 ini. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja Hadi Mochtar menuturkan, dari hasil rapat koordinasi di Jakarta, sebenarnya Sarkem muncul sebagai target penutupan. Hanya saja karena status Sarkem tidak resmi sebagai lokalisasi, Kemensos tak memasukkan di program tahun 2015 ini. (eri/laz/ong)
Lainnya
Terbaru

Jokowi Akan Cek Langsung, Vaksinasi Massal Covid-19 di Malioboro

Awan Panas Arah Barat Daya Sejauh 1 Kilometer

Jokowi Presiden, Wajar Disambut Massa

Jokowi Akan Cek Langsung, Vaksinasi Massal Covid-19 di Malioboro

Awan Panas Arah Barat Daya Sejauh 1 Kilometer

Jokowi Presiden, Wajar Disambut Massa

Perpanjang Kontrak Saddam untuk Piala Menpora

Hip Hop Krumpyung Jadi Jingle Wisata Kulonprogo

Lansia di Atas 60 Tahun Awali Vaksinasi Publik

Hidupkan Salamrejo, Resmikan Pasar SSenja

Bupati Sleman Ajak Warga Tidak Takut Divaksin

Harapkan Bangun Harmonisasi

Kasus Sembuh Covid-19 DIJ Meningkat, Total 21.516 Kasus
