ZAKKI MUBAROK/RADAR JOGJA
RAWAN LONGSOR : Salah satu titik lokasi pergeseran tanah di RT 06 Giriloyo, Wukirsari, Imogiri. Gesernya tanah ini mulai tampak akhir Januari lalu menyusul terjadinya hujan deras.
IMOGIRI – Rencana relokasi 25 kepala keluarga (KK) yang tinggal di RT 05 dan RT 06 Giriloyo, Wukirsari, Imogiri sampai saat ini belum ada kejelasan. Padahal, proses relokasi yang juga mendapat support Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini sedianya direalisasikan pada bulan ini.
Kepala Dukuh Giriloyo Amrullah mengatakan, pedukuhan telah mengirim data 25 KK yang akan direlokasi kepada pemkab. Ke-25 KK ini bersedia dan siap direlokasi karena tempat tinggal mereka tak lagi aman lantaran berpotensi terkena longsor. “Data kami serahkan setelah ada sosialisasi relokasi dari pemkab,” terang Amrullah, kemarin (17/5).
Dalam sosialisasi itu juga terungkap ke-25 KK ini akan direlokasi ke tanah kas desa yang terletak di kampung Karangkulon, Wukirsari. Sebagai tindaklanjutnya, kelurahan setempat langsung menyediakan 5000 meter persegi di kampung yang terletak sekitar dua kilometer di selatan Giriloyo ini.
Hanya saja, kata Amrullah, tanah kas desa ini perlu diurug terlebih dahulu jika ingin dijadikan sebagai tempat relokasi.
“Informasinya, yang ngurug pemkab. Tapi jadi ngurug atau nggak kami juga nggak tahu karena belum ada kejelasan,” ujarnya.
Menurutnya, setiap rumah akan mendapatkan bantuan dana stimulan sekitar Rp 20 juta. Informasinya, BNPB turut andil memberikan bantuan dana stimulan ini. BNPB sendiri sudah berulang kali melakukan survei di Giriloyo.
“BNPB sudah siap (merelokasi). Tinggal menunggu pemkab saja,” jelasnya.
Kesiapan BNPB ini bukan tanpa alasan. Sebab, berdasar hasil kajian pergeseran tanah di RT 05 dan RT 06 yang notabene berada di teras iring perbukitan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa. Terlebih, saat musim penghujan.
“Dari hasil kajian memang nggak layak,” tegasnya.
Dia menegaskan, warga akan merasa kecewa jika rencana relokasi tak kunjung ada kejelasan. Apalagi, jika rencana relokasi ini sampai gagal. Sebab, wilayah RT 05 dan RT 06 saat gempa 2006 dulu masuk kategori zona merah.
“Kalau bertahan di sini ya jelas berbahaya,” sebutnya.
Heruyanto, warga RT 05 Giriloyo menyatakan, warga siap jika memang harus direlokasi. Namun demikian, warga juga perlu mendapat kepastian mengenai rencana relokasi ini. “Warga hanya menunggu. Ini (relokasi) sekadar janji untuk ngayem-ngayemi atau pripun,” keluhnya.
Menurutnya, tebing di atas rumahnya sejak beberapa bulan terakhir telah bergeser. Begitu pula dengan batu besar selebar lima meter yang persis berada di depan rumahnya itu. “Belum lagi batu besar yang berada paling atas. Nek nggelundung yo embuh,” tutur bapak tiga anak ini.(zam/din/ong)

Breaking News