HENDRI UTOMO/RADAR JOGJA
CEK LAPANGAN: Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo saat meninjau lokasi patok yang berada di kawasan objek wisata Pantai Glagah, Kecamatan Temon, kemarin (2/1).
KULONPROGO – Bupati Ku-lonprogo Hasto Wardoyo me-nyempatkan diri turun langsung melakukan cek lokasi patok ban-dara yang sudah terpasang, kemarin (2/2). Hasilnya, patok yang berada di sebelah selatan dan menerjang objek wisata (obwis) Pantai Glagah akan diusulkan ke PT Angkasa Pura (AP) I untuk digeser 40 meter ke sebelah utara jalan aspal. Sementara sisanya, di sisi ut-ara di sekitar Balai Desa Glagah juga akan didiskusikan lebih lanjut dengan PT AP I.
Cek la-pangan itu dilakukan setelah dia menerima surat keberatan dari para pelaku usaha wisata dan kuliner di objek wisata pan-tai Glagah.”Sudah klir dengan warga (pela-ku wisata). Tempat parkir wisata dan jalan minta diamankan, saya sanggupi akan saya perjuangkan ke PT Angkasa Pura I. Saya juga ingin kawasan wisata tetap ada, jadi apa yang diinginkan mereka dan saya sama. Awalnya mau minta audiensi, kemudian saya putuskan langsung lihat ke sini saja.” terang Hasto.
Hasto berharap Kulonprogo tetap punya wisata pantai. Dia bahkan punya pemikiran jika jalan aspal dari timur hingga Congot diper-tahankan. “Keputusan finalnya masih menunggu hasil koordi-nasi dengan PT Angkasa Pura I, dan hasilnya akan disampaikan ke warga,” ungkapnya
Dalam kesempatan itu, Bu-pati Hasto ditemani Assek II Triyono, serta sejumlah pelaku wisata, di antaranya Ripto Trio-no. Ripto mengungkapkan, para lekaku wisata menginginkan lokasi wisata jangan dihilangkan. Sebelumnya Paguyuban Pon-dok Laguna sempat menda-tangi Kantor Dinas Bupati Ku-lonprogo, pertengahan Januari lalu. Mereka meminta kejelasan batas lokasi bandara di sekitar Pantai Glagah. Saat itu, Ketua Paguyuban Pondok Laguna Subardi Wiyono mengungkapkan, pihaknya menanyakan kejelasan batas bandara.
Mereka ingin ada pernyataan tertulis dari bupati, dimana para pelaku wisata dan kuliner tidak resah setelah ada pemasangan patok di sekitar laguna.Menurut Subardi, kawasan wisata di sekitar Laguna telah menjadi sumber penghidupan bagi sekitar 300 pelaku usaha, mulai dari warung kuliner, pe-rahu wisata, tukang parkir, hingga penyedia kolam renang. Untuk itulah, kawasan ini diha-rapkan tidak ikut tergusur proyek bandara. (tom/ila/ong)
Lainnya
Terbaru

BRI Raih 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A

1.400 Atlet Pencak Silat Siap Bertarung

Pelajar Enam SD Gondol Motor Tetangganya

BRI Raih 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A

1.400 Atlet Pencak Silat Siap Bertarung

Pelajar Enam SD Gondol Motor Tetangganya

Jokowi Weekend di Jogja, Parade Seni Dibatalkan

Banyak Terjadi di Hotel Non-PHRI

Dulu Tanam Tembakau, Kini Ubi-ubian

Merti Wayang Beber Dalami Makna Pancasila

Hadirkan Yamaha Classy Exhibition di Pakuwon Mall

Api Dharma Waisak Bawa Semangat Terangi Dunia

Libur Panjang, Penumpang di YIA Tembus 13.000 Orang per Hari
