ADIDAYA PERDANA/RADAR JOGJA
BERBAHAYA: Senderan bangunan di SDN Ngargoretno 1 sudah ambrol. Ancaman longsor ini akan mengarah ke bangunan sekolah
MUNGKID – Hujan lebat yang terus meng-guyur wilayah Perbukitan Menoreh berujung musibah. Senderan saluran irigasi bangu-nan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngar-goretno 1, Kecamatan Salaman ambrol. Akibatnya, ruang kantor guru, beberapa bangunan sekolah, serta rumah warga terancam rusak
Peristiwa itu bermula saat wi-layah yang berdekatan dengan puncak Perbukitan Menoreh diguyur hujan beberapa hari terakhir. Tiba-tiba senderan irigasi di sebelah timur sekolah ambrol. Akibatnya, teralis yang menge-lilingi bangunan SD dan saluran irigasi jebol.”Sebelum ambrol, selama dua hari wilayah di sini (Perbukitan Menoreh) diguyur hujan. Kare-nanya, senderan irigasi ambrol,” kata Fahrul Latif, 26, salah satu saksi mata atas kejadian tersebut, kemarin (20/1).
Fahrul melanjutkan, sebelum ambrol tanah di sekolah itu sebenarnya sudah terlihat retak memanjang dari utara-ke se latan. Rekahan tanah muncul sekitar tiga bulan lalu dengan panjang 10 meter dan lebar lima sen-timeter. Meski telah diuruk dengan cor-coran semen, re-kahan bertambah lebar dan mengakibatkan longsoran. Se-menara senderan irigasi yang ambrol, memanjang sekitar lima meter pada ketinggian tebing delapan meter.”Rekahan tanah sebelumnya sudah ditambal, tetapi tetap longsor dan mengakibatkan irigasi ambrol,” imbuhnya.
Atas kejadian itu, ruang kelas VI yang berada di di atas jebolnya irigasi ikut terancam. Selain ruang kelas, di bawah bangunan se kolah yang masuk Dusun Sumbersari, Desa Ngargoretno itu ada Masjid Baitul Muttaqin dan satu rumah penduduk setempat.Kepala SDN Ngargoretno 1 Susiati mengatakan, sekolah belum meliburkan siswa-siswa-nya. Kegiatan belajar mengajar hingga kemarin masih berjalan seperti biasanya.”Siswa tetap masuk seperti biasa. Namun, kami tetap waspada,” ungkap Susiati saat dihubungi melalui sambungan telepon.
ia mengakui, ada 163 siswa yang belajar di sekolah tersebut. Susiati menambahkan, selain senderan irigasi yang ambrol, di sisi barat sekolah juga mengalami longsor. Longsornya tebing di belakang sekolah tidak besar dan tak meng-ganggu KBM.”Kami sudah mengusul-kan pembangunan tebing di belakang WC saat musyawarah pembangunan (musrembang) desa. Kami baru saja membangun ruang kelas dengan dana alokasi khusus pendidikan,” ungkapnya. (ady/hes/ong)
Lainnya
Terbaru

BRI Raih 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A

1.400 Atlet Pencak Silat Siap Bertarung

Pelajar Enam SD Gondol Motor Tetangganya

BRI Raih 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A

1.400 Atlet Pencak Silat Siap Bertarung

Pelajar Enam SD Gondol Motor Tetangganya

Jokowi Weekend di Jogja, Parade Seni Dibatalkan

Banyak Terjadi di Hotel Non-PHRI

Dulu Tanam Tembakau, Kini Ubi-ubian

Merti Wayang Beber Dalami Makna Pancasila

Hadirkan Yamaha Classy Exhibition di Pakuwon Mall

Api Dharma Waisak Bawa Semangat Terangi Dunia

Libur Panjang, Penumpang di YIA Tembus 13.000 Orang per Hari
