YOGI ISTI PUJIAJI/RADAR JOGJA
TES DARAH: Ka Lapas Narkotika Jogjakarta M Ali Syeh Banna diambil darahnya untuk dites saat peringatan Hari Aids Sedunia kemarin (1/12).
SLEMAN- Jumlah pengidap HIV-AIDS di DIJ masih tinggi. DIJ menempati urutan ke 14 dari 33 provinsi, dalam jumlah kumulatif kasus HIV-AIDS per September 2014. Di DIJ tercatat 2.611 pengidap HIV dan 916 terjangkit AIDS. Sedangkan berdasar-kan prevalensi kasus AIDS per 100 ribu penduduk, DIJ menempati urutan ke -8 tertinggi.
Tingkat pravelansinya mencapai 26,49. Angka itu lebih tinggi dari pravelansi nasional 23,48.Data yang dilansir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI ini disampaikan pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2014 yang diselenggarakan di Lapas Kelas IIA Narkotika Jogjakarta, Pakem kemarin (1/12). Lapas narkotika sengaja ditunjuk menjadi pusat peringatan Hari AIDS Sedunia lantaran dianggap sebagai salah satu tempat paling berisiko. Sebab, tidak sedikit penghuni (narapidana) lapas adalah pecandu nar-kotika jenis putaw, yang penggunaannya menggunakan jarum suntik.
Nah, jarum suntik yang tidak steril termasuk salah satu alat yang bisa menularkan virus mematikan itu. Kepala Dinas Kesehatan DIJ Arida Utami mengatakan, hingga sekarang masih banyak mitos beredar tentang penularan HIV-AIDS. Di antaranya, berpelukan atau bersentuhan dengan pengidap, bertukar pakaian, berbagi makanan, atau gigitan nyamuk dan serangga. “Itu mitos yang tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.
Menurutnya, HIV bisa menular melalui hubungan seks berganti-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik/tato/tindik tidak steril, sisa darah yang tertinggal pada jarum suntik, proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui (ibu ke bayinya), dan transfusi darah tanpa screening
.Karena itu, melalui peringatan hari AIDS, Arida mengingatkan pentingnya pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS. Arida mengatakan, epidemi HIV-AIDS menjadi isu global Negara-negara dunia. Bahkan, masuk dalam Millenium Development Goals. “Penyakit ini harus dicegah dan dilawan bersama,” pintanya.HIV-AIDS bisa dicegah secara sederhana. Di antaranya tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, bersikap setia pada pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan seksual, serta tidak menggunakan jarum suntik/tato/tindik tidak steril atau bergantian.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DIJ Eny Purwanti mengatakan, peringatan hari AIDS penting sebagai sarana pemahaman dan pembentukan komitmen penang-gulangan. “Agar infeksi baru HIV-AIDS dapat diketahui daan diobati secara dini sehingga laju epideminya dapat ditekan,” ujarnya. Di sisi lain, untuk meningkatkan penge-tahuan dan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap orang pengidap HIV-AIDS. Hal penting lain menggugah kesadaran masyarakat melakukan tes HIV secara dini. (yog/din/ong)
Lainnya
Terbaru

Dilatih Legenda Sepak Bola, 4 Tim Tutup BRImo Future Garuda dengan Fourfeo Cup

Rayakan Ultah Anak, Rinto Buat Orang-Orangan Sawah Berwujud Badut

Emak-Emak Banyurejo Pasang Foto Chris Martin pada Orang-Orangan Sawah

Dilatih Legenda Sepak Bola, 4 Tim Tutup BRImo Future Garuda dengan Fourfeo Cup

Rayakan Ultah Anak, Rinto Buat Orang-Orangan Sawah Berwujud Badut

Emak-Emak Banyurejo Pasang Foto Chris Martin pada Orang-Orangan Sawah

Manfaat Nyata Jembatan Kretek 2 bagi Masyarakat

Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Kretek 2 di Kabupaten Bantul

Lima Destinasi Wisata di Jogjakarta yang Tidak Mengubah Keaslian Alamnya

Anak Muda Indonesia Latihan Bareng Roberto Carlos, Materazzi, Abidal & Veron

Tiket Playoff BPJ Belum Aman

42 Calon Jemaah Haji Kota Jogja Mengundurkan Diri

Siap Berikan Terbaik untuk PSS Sleman
