Diduga Terlibat Pengeroyokan yang Berakibat Meninggal Dunia
SLEMAN – Sebanyak 12 cah klithih diamankan jajaran Polres Sleman. Segerombolan anak baru gede (ABG) itu diduga terlibat dalam pengeroyokan seorang siswa SMK di Seyegan Dimas Afrizal Mustofa, 15, yang akhirnya meninggal dunia setelah bebe rapa hari dirawat di rumah sakit. Cah klithih, adalah istilah baru yang sedang marak jadi pembi-caraan publik Jogjakarta bela-kangan ini. Dulu, cah klithih ini lebih dikenal sebagai anggota geng. Mereka adalah segerom-bolan ABG yang anggotanya berstatus pelajar yang hobi nong-krong di jalan dan iseng men-cari “perkara” dengan orang lain.
Oleh polisi, 12 cah klithih ter-sebut ditahan karena diduga se-bagai pelaku pengeroyokan Dimas Afrizal Mustofa pada Kamis malam (9/10) di wilayah Beran, Tridadi, Sleman. Pada saat kejadian, kor-ban mengalami luka parah pada bagian kepala. Korban akhirnya meninggal setelah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Bethesda Jogjakarta. Para cah klithih tersebut diciduk polisi di rumah mereka pada Se-nin malam (13/10). Sisanya dico-kok saat belajar di sekolah, kema-rin (14/10). Atas kasus itu, sejak kemarin, mereka diperiksa se-cara intensif di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat-reskrim Polres Sleman.
Sebagian terperiksa masih mengenakan seragam sekolah. Beberapa di antaranya didampingi orang tua atau kerabat. Namun, semuanya bungkam. Tak ada yang mau dimintai keterangan tentang tindakan para terperiksa yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain itu. Polisi juga tak mem-perkenankan wartawan untuk menanyai mereka, dengan alasan para terperiksa adalah anak-anak di bawah umur.
Kasatreskrim Polres Sleman AKP Alaal Prasetyo mengung-kapkan, berawal dari satu nama, polisi mengembangkan penyeli-dikan hingga terkumpul 12 ter-duga pelaku. Namun, tak se-muanya mengaku melakukan penganiayaan terhadap korban. Dari pemeriksaan sementara, penyidik memperoleh informasi bahwa dari 12 terperiksa, enam di antaranya menganiaya korban. Ada yang hanya menyaksikan dengan duduk di sepeda motor. “Belum ada tersangka. Masih ada 1×24 jam untuk menetapkannya,” ungkap Alaal.
Hingga berita ini ditulis tadi malam, polisi masih mendalami motif tindakan para pelaku. Se-mentara, polisi memperoleh informasi bahwa pelaku penge-ro yokan memukuli korban meng-gunakan pipa paralon yang diisi semen beton dan pecahan botol minuman. “Kami masih mendalami untuk menentukan tersangka utama,” katanya. Kapolres AKBP Ihsan Amin menyatakan adanya keterkaitan antara ke-12 terperiksa dengan kasus yang sedang ditangani para penyidik. Tapi, penyidik masih butuh waktu untuk me-metakan peran masing-masing terduga. “Keterangan masing-masing anak kami kembangkan. Belum mengerucut yang me-nyebabkan kematian,” jelasnya. (yog/jko/jiong)
Lainnya
Terbaru

Dilatih Legenda Sepak Bola, 4 Tim Tutup BRImo Future Garuda dengan Fourfeo Cup

Rayakan Ultah Anak, Rinto Buat Orang-Orangan Sawah Berwujud Badut

Emak-Emak Banyurejo Pasang Foto Chris Martin pada Orang-Orangan Sawah

Dilatih Legenda Sepak Bola, 4 Tim Tutup BRImo Future Garuda dengan Fourfeo Cup

Rayakan Ultah Anak, Rinto Buat Orang-Orangan Sawah Berwujud Badut

Emak-Emak Banyurejo Pasang Foto Chris Martin pada Orang-Orangan Sawah

Manfaat Nyata Jembatan Kretek 2 bagi Masyarakat

Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Kretek 2 di Kabupaten Bantul

Lima Destinasi Wisata di Jogjakarta yang Tidak Mengubah Keaslian Alamnya

Anak Muda Indonesia Latihan Bareng Roberto Carlos, Materazzi, Abidal & Veron

Tiket Playoff BPJ Belum Aman

42 Calon Jemaah Haji Kota Jogja Mengundurkan Diri

Siap Berikan Terbaik untuk PSS Sleman
