Upaya Pencegahan Tawuran Pelajar

JOGJA – Berbagai upaya dila-kukan Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja untuk menanggulangi tawuran pelajar. Terbaru, Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti (HS) berencana memasukkan pen-cegahan tawuran dalam key performance indicator (KPI) bagi para kepala sekolah (Kep-sek) di Kota Jogja. “Terkait dengan maraknya tawuran, akan dibuat key per-formance indicator (KPI) bagi para kepala sekolah, terutama yang SMA dan SMK,” ujar HS seusai pengukuhan Dewan Pen-didikan Kota Jogja periode 2014-2018 di Balai Kota Jogja kemarin (19/9).
Menurut HS dengan KPI ini, kinerja kepsek dalam menanga-ni masalah tawuran juga akan terpantau. Sehingga jika terjadi tawuran di sekolah, jelas HS, akan mempengaruhi penilaian bagi kepsek. Nantinya pengukuran kinerja kepsek dengan KPI ter-sebut akan diperuntukan bagi para kepsek di semua SMA dan SMK negeri saja di Kota Jogja.
Selain itu, juga para guru ne-geri yang diperbantukan ke se-kolah swasta. Bahkan HS beren-cana untuk membuat Perwal tentang hal itu.Menurut dia dalam pencegahan tawuran pelajar, setiap kepsek tidak harus menjadi galak te-tapi bisa dengan pendekatan ke para siswa. “Kepala sekolah itu kan jabatan, profesinya tetap guru yang mendidik siswa,” te-rangnya.
Saat ini rencana penerapan KPI untuk kepsek dalam mencegah tawuran tersebut, masih akan dimatangkan konsepnya. Ter-masuk pemberian reward seka-ligus insentif bagi sekolah yang paling aman. Sedangkan sekolah yang belum memenuhi standar, akan mendapat perhatian lebih. “Kalau saya bukan punishment tapi lebih ke pembinaan bagi sekolah-sekolah yang belum sesuai standar,” ungkapnya.
Selain itu, untuk pencegahan tawuran pelajar Pemkot Jogja juga sudah menjalin kerja sama dengan Polresta Jogja serta Ko-dim 0734 Jogja untuk melin-dungi sekolah dari tawuran. Di tingkat kecamatan, setiap camat juga sudah diminta berkoordinasi dengan Polsek serta Koman-dan Koramil (Danramil). Me nurut HS, para polisi dan tentara ter-sebut bukan untuk mengawasi sekolah tapi untuk melindungi sekolah.
HS mengaku sudah memetakan wilayah dan sekolah mana saja yang rawan tawuran, meski di-rinya tidak mau menyebutkan. “Sebenarnya sudah ada datanya, wilayah dan sekolah mana saja yang biasa diserang. Tapi tidak usah disebutkan nanti tidak ada yang mau sekolah di sana,” ujar-nya. (pra/ila/gp)

Breaking News