JOGJA – Karnaval Jogja Fashion Week (JFW) 2014 berlangsung meriah dan semarak kemarin (22/6). Ribuan penonton menjejali sepanjang Jalan Malioboro mulai kantor Dinas Pariwsata DIJ hingga Museum Benteng Vredeburg. Karnaval kali kesembilan ini mengambil tema Beruga Jenggala Nusantara. Salah seorang anggota dewan juri Langkir Noro A. menyatakan, tema ini memiliki makna pertemuan kemegahan kerajaan di Nusantara. Tema ini dipilih untuk menggambarkan masa kejayaan lima suku terbesar di Indonesia.
Kelima suku ini, lanjutnya, memiliki zaman keemasan dan kemegahan di masa lalu. “Tema ini representasi dari Jawa dan Bali, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Tahun ini karnaval melibatkan 27 grup berasal dari Jogjakarta, Jawa Tengah, dan Malang. Selain itu juga ada grup tamu, mahasiswa dari Thailand dan Australia,” kata Langkir.Kostum yang diusung para peserta menunjukkan kekayaan dan keberagaman. Ciri suku mampu direpresentasikan dengan apik ke dalam kostum. Beberapa corak mulai dari Kalimantan, Papua, Sulawesi, Sumatera, Jawa dan Bali tersaji di setiap kostum.Untuk mendukung karnaval ini, ruas Jalan Malioboro ditutup untuk kendaraan. Langkir menjelaskan, langkah ini diambil sebagai langkah evaluasi JFW tahun sebelumnya.
Penutupan jalan secara total dilakukan dengan tujuan agar peserta JFW dapat tampil maksimal. Ini karena ada kostum berukuran besar yang ditampilkan oleh peserta. “Memudahkan gerak para peserta dalam memamerkan kostum yang mereka gunakan. Juga mempermudah bagi pengunjung yang ingin mengambil foto bersama,” kata Langkir.Sebelumnya, para peserta karnaval ini mengikuti tata rias fantasi JFW 2014 di Hotel Inna Garuda. Dalam ajang ini diambil lima peserta terbaik untuk tampil di Jogja Expo Center malam tadi (22/6). Juara pertama diraih Omah Budaya Indonesia. Juara kedua dan ketiga masing-masing direbut Sanggar Pincuk Balekambang dan Komunitas Kandang Sapi.
Omah Budaya Indonesia terpilih menjadi pemenang pertama karena kematangan konsep. Kelompok ini mengemas bunga khas Bengkulu, Rafflesia Arnoldi. Untuk menghidupkan konsep, kostum berwana merah khas bunga langka ini didesain secara khusus. “Untuk persiapan sendiri hanya satu minggu hingga pematangan konsep. Dipilih konsep ini, karenYa bunga ini tidak hanya ikon di Bengkulu tapi juga Indonesia,” kata Abdurahim, ketua tim.Selain ketiga juara tersebut, panitia juga menetapkan dua kelompok untuk kategori juara harapan. Juara harapan pertama diraih Green Carnival Solo. Sedangkan juara harapan kedua diraih Rumah Karnaval Indoneisa. “Kelima tim ini terpilih karena mampu merepresentasikan tema yang diusung. Sangat ikonik mulai dari make-up, body painting, busana yang diusung, dan tentunya keselarasan dari seluruhnya,” kata Langkir. (dwi/amd)

Breaking News