RADAR JOGJA – Untuk mengejar prestasi atlet dituntut fokus berlatih. Termasuk jaminan pengobatan hingga pemulihan bagi atlet yang mengalami cedera. Semua sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan atau Bpjamsostek.
Seperti yang dialami atlet basket 3 on 3 Kota Jogja Helena Feda yang cedera dalam babak final dalam Porda DIJ di GOR Klebengan, Sleman. Akibat berbenturan dengan pemain lain, ada bagian ototnya yang putus. Hingga harus dioperasi. Termasuk kini masih harus menjalani terapi. “Tapi semua biaya di-cover Bpjamsostek, sampai sembuh,” ujar manajer basket 3 on 3 Kota Jogja Fika Nurazam di sela penandatanganan perjanjian kerjasama pelaksanaan penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pelaku olahraga di KONI DIJ, Rabu (2/11).
Ketua KONI DIJ Djoko Pekik menambahkan, kerjasama ini bertujuan memberikan perlindungan yang lebih memadai kepada atlet. Tujuannya, saat bertanding maupun berlatih atlet bisa lebih maksimal dan tidak takut cedera. Kerjasama dengan Bpjamsostek, lanjut dia, sudah dimulai saat pelaksanaan Porda DIJ di Sleman lalu. Tahun ini dilanjutkan untuk 76 atlet puslatda. Kemudian tahun depan dialokasikan untuk 176 atlet puslatda pra-PON dan untuk puslatda PON ada 250 atlet. “Semua dibiayai dari anggaran KONI DIJ,” jelasnya.
Sedang Asisten Deputi Bidang Wasrik dan MR BPJS Ketenagakerjaan Kanwil DIJ Jawa Tengah T. Saifullah Putra mengatakan, kerjasama untuk perlindungan atlet merupakan bentuk hadirnya negara. Dengan adanya jaminan kecelakaan kerja dari Bpjamsostek ini bisa membuat atlet fokus saat berlatih dan bertanding. Sehingga bisa menghasilkan prestasi. “Yang akhirnya bisa mengangkat nama DIJ,” tuturnya.
Untuk program, saat ini para atlet di DIJ baru diikutkan pada jaminan kecelakaan kerja (JKK)dan jaminan kematian. Sudah dimulai sejak Porda DIJ lalu dari 3.801 atlet yang bertanding ada 39 yang cedera. Sampai saat ini masih didampingi dalam proses penyembuhan. Untuk JKK pun para atlet tetap dijamin selama perjalanan berangkat dan pulang, selama dalam urusan latihan. (vis/pra)