RADAR JOGJA – Dua titik rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Bantul menjadi perhatian khusus kepolisian selama Ramadan. Yakni Jembatan Kretek II dan ring road selatan. Polres Bantul pun meningkatkan kegiatan patroli guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepala Seksi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan, melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, gangguan kamtibmas yang kerap terjadi saat Ramadan yakni maraknya petasan. Kemudian perang sarung, kemacetan akibat pasar tiban, kejahatan jalanan, sweeping ormas, sahur on the road, hingga safari Tarawih.

Dia menyebut, kawasan ring road selatan yang sering menjadi lokasi kejahatan jalanan. Serta Jembatan Kretek II yang merupakan destinasi wisata baru. Lalu untuk upaya yang dilakukan Polres Bantul, yakni dengan peningkatan patroli pada jam-jam rawan. Mulai menjelang buka puasa hingga waktu selepas sahur. “Rawan kemacetan pukul 16.00-19.30, sementara jam rawan kejahatan sesuai data beberapa kejadian dari 21.00-04.00,” beber Jeffry kemarin (26/3).

Hasil dari kegiatan peningkatan kegiatan patroli itu, lanjut Jeffry, pada Sabtu (26/3) polisi mengamankan belasan remaja yang terlibat perang sarung di dua wilayah berbeda. Lokasi pertama di kalurahan Wukirsari, Imogiri dengan jumlah tujuh remaja yang kedapatan membawa sarung berisi batu. Kasus tersebut telah diselesaikan dengan pembinaan dan para pelaku telah diserahkan kepada orang tua masing-masing.

Sementara untuk lokasi kedua ada di SPBU Pucung, Sewon. Di lokasi tersebut polisi mengamankan empat orang remaja yang hendak terlibat tawuran dengan kelompok lain. Dari giat itu polisi menyita barang bukti sarung dan sepeda motor. Para orang tua pelaku pun dihadirkan agar para pelaku bisa dilakukan pembinaan.

“Selama Ramadan Polres Bantul berupaya menciptakan suasana yang kondusif. Berbagai penindakan pun telah dilakukan, bahkan sebelum bulan puasa berlangsung seperti menyita dan memusnahkan ribuan botol minuman keras,” ungkao Jeffry.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo menyatakan, sudah berkoordinasi dengan instansi terkait agar dapat membuat kegiatan positif berupa ekstrakurikuler bagi para pelajar. Dengan hgarapan para siswa di Bantul tidak terjerumus dalam kegiatan negatif. Seperti terlibat dalam kejahatan jalanan atau masuk kedalam geng sekolah yang arahnya justru membuat para pelajar melakukan tindak kriminal. “Kami terus berupaya melakukan kegiatan positif di sekolah apabila bulan puasa,” tandas Joko. (inu/eno)

Bantul