RADAR JOGJA – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Bantul memulai program padat karya infrastruktur tahun ini. Kegiatan pencanangan program tersebut, resmi dibuka oleh Wakil Bupati Bantul di Padukuhan Krajan, Poncosari, Srandakan kemarin (20/3).

Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo mengatakan, padat karya memang menjadi salah satu program primadona dalam hal pemberdayaan masyarakat. Sebab dalam program tersebut, masyarakat bisa langsung terlibat. Baik sebagai pengawas, pekerja, sekaligus memilih sendiri titik lokasi yang menjadi sasaran program.

Dijelaskan Joko, total ada 355 titik di Kabupaten Bantul yang menjadi sasaran program padat karya tahun ini. Adapun di Padukuhan Krajan sendiri, proyek yang dikerjakan berupa talut sungai dengan anggaran sebesar Rp 100 juta yang bersumber dari APBD Bantul.

Lebih lanjut, pekerja yang terlibat dalam program padat karya pun dipilih dari kalangan masyarakat miskin dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Itu agar honor yang diterima dari padat karya, bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

“Harapannya padat karya ini menjadi program yang tepat untuk pemulihan warga terdampak Covid-19, sekaligus memberikan kenyamanan bagi warga yang akan merayakan Ramadan melalui peningkatan infrastruktur,” beber Joko di sela pencanangan padat karya.

Lurah Poncosari Supriyanto menyampaikan, ada sembilan titik yang menjadi sasaran program padat karya di wilayahnya. Dia pun menilai, padat karya menjadi program yang dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat. Karena dapat meningkatkan infrastruktur desa, sekaligus memberi penghasilan bagi masyarakat kurang mampu. “Memberikan dampak positif kepada masyarakat secara langsung,” ucap Supriyanto.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Bantul Rumiyati menuturkan, dari 355 titik program padat karya tahun ini, ada 153 lokasi yang dibiayai oleh APBD Bantul dengan nilai Rp 100 juta per titik. Kemudian 202 titik dibiayai dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemda DIJ. Dengan rincian 85 titik mendapat anggaran Rp 100 juta, dan 117 titik dengan nilai anggaran Rp 200 juta. Sehingga total anggaran padat karya tahun ini mencapai Rp 47,2 miliar.

Meskipun program ini bersifat sementara, Rumiyati berharap, ekonomi masyarakat bisa terbantu. “(Lewat, Red) penyerapan tenaga kerja (untuk padat karya, Red),” katanya. (inu/eno)

Bantul