RADAR JOGJA – Program padat karya infrastruktur siap digulirkan serentak Senin (20/3). Itu setelah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul menyelesaikan pengecekan material. Hasilnya, seluruh kebutuhan material telah didistribusikan ke 238 titik. Kasi Perluasan Kerja Disnakertrans Bantul Sukirah mengatakan, pengecekan material selama tiga hari. Mulai Rabu hingga Jumat (15-17/3). Disnakertrans menerjunkan tujuh tim. Mereka disebar ke seluruh titik.

”Hari ini hanya lima tim yang terjun ke lapangan. Karena jumlah titiknya yang tersisa tidak begitu banyak,” jelas Sukirah di ruang kerjanya kemarin (17/3).
Pengecekan, Sukirah mengungkapkan, tidak hanya meliputi kuantitas seluruh material yang diterima tiap lokasi. Melainkan juga kualitasnya. Itu untuk memastikan volume dan kualitas bangunan padat karya infrastruktur sesuai dengan perencanaan. Pun dengan spesifikasinya.
”Tidak boleh ada yang geseh,” tegasnya.

Dari hasil pengecekan material, Sukirah tak menampik ada beberapa kelompok yang masih belum menerima material penuh. Kendati begitu, Sukirah memastikan, material berupa semen itu segera didistribusikan hingga ke lokasi sebelum pelaksanaan. Lantaran material itu oleh rekanan dititipkan ke kelompok terdekat.

”Karena armadanya hanya bisa memuat 200 sak semen sekali kirim,” ungkapnya.
Kendati tidak menemukan persoalan serius, Sukirah tetap meminta kelompok penerima padat karya berkoordinasi dengan dinas. Agar berbagai persoalan baru di lapangan bisa segera diselesaikan. Termasuk di antaranya persoalan kuantitas maupun kualitas material.
”Seluruh ketua kelompok sudah mendapatkan bimbingan teknis sebelumnya,” katanya.

Kabid Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja, dan Transmigrasi Disnakertrans Bantul Rumiyati mengungkapkan hal senada. Rumi, sapaan akrab Rumiyati, menyebut ada 153 lokasi padat karya yang dibiayai APBD Bantul pada 2023. Anggarannya Rp 100 juta per titik. Bersamaan, Pemprov DIJ juga menggelontorkan bantuan keuangan khusus (BKK) untuk padat karya infrastruktur. Hanya, BKK terbagi dalam dua skema. Pertama, Rp 100 juta per titik untuk 85 lokasi. Kedua, masing-masing lokasi Rp 200 juta untuk 117 titik.

”Padat karya BKK yang nilainya Rp 100 juta per titik direalisasikan bebarengan dengan APBD Bantul. Peletakan batu pertamanya tanggal 20 Maret. Berjalan selama 21 hari,” ungkapnya.
Dengan begitu, gelombang pertama padat karya infrastruktur sebanyak 238 titik. Rumi menyebut, tiap titik membutuhkan 26 pekerja. Sehingga, gelombang pertama mampu menampung 6.188 pekerja.

”Ada UPK-nya (upah perangsang kerja). Untuk pekerja Rp 70 ribu perhari; tukang Rp 80 ribu; dan ketua kelompok Rp 90 ribu per hari,” sebutnya.
Lalu, kapan pelaksanaan padat karya BKK senilai Rp 200 juta per lokasi? Rumi memperkirakan setelah Lebaran 2023. Per titik menyerap 52 tenaga kerja. Dengan begitu, total pekerja yang bakal terserap dalam pelaksanaan padat karya infrastruktur BKK sebanyak 6.084 orang.
”Karena ada 117 titik yang nilainya Rp 200 juta per lokasi,” tambahnya. (*/zam)

Bantul