RADAR JOGJA – Sampai saat ini, belum ada distribusi vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Bantul. Padahal, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul telah mengajukan permohonan distribusi vaksin ke pemerintah pusat sejak awal tahun.
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan, dinasnya mengajukan sebanyak 3.500 vaksin LSD ke pemerintah pusat. Permohonan terkait dengan distribusi vaksin LSD itu sudah diajukan kepada Kementerian Pertanian sejak Januari.
Namun hingga pertengahan bulan Februari ini, Joko memastikan pihaknya belum belum sama sekali menerima distribusi vaksin. Padahal peran vaksin sendiri cukup penting untuk mencegah terjadinya kasus penularan virus LSD yang dampaknya dapat menghambat pertumbuhan ternak.
“Vaksin memang belum turun, namun kami sudah berikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya dan pencegahan penyakit LSD. Seperti tetap menjaga kebersihan kandang, sanitasi, serta pemberian pakan yang baik,” beber Joko saat dihubungi Radar Jogja kemarin (14/2).
Terkait dengan perkembangan kasus LSD di Bantul, tercatat ada dua ekor ternak yang terinfeksi. Hewan tersebut berada di Kapanewon Piyungan dengan letak kandang yang berbeda.
Atas temuan tersebut, pengawasan terhadap lalu lintas ternak pun mulai diperketat. Sehingga harapannya, ternak yang masuk ke wilayah Bantul merupakan hewan sehat dan tidak terinfeksi virus LSD.
Joko menyebut, tingkat kematian akibat virus tersebut memang sangat kecil. Hanya saja, pertumbuhan hewan akan terhambat. “Sehingga peternak dapat mengalami kerugian, meski tidak sebesar kerugian akibat penyakit mulut dan kuku (PMK),” bebernya.
Sementara untuk kasus PMK, kata Joko, sudah tidak ada lagi penambahan kasus di Kabupaten Bantul. Hanya saja, kegiatan vaksinasi PMK masih tetap dilakukan. “Untuk mencegah kembali munculnya PMK di Bantul, kami berikan vaksin booster setiap enam bulan sekali,” jelas Joko.
Bupati Bantul Abdul Halim mengaku, akan menyelesaikan target vaksinasi PMK sebanyak 111 ribu dosis pada tahun ini. Dia menilai, vaksinasi perlu dilakukan karena pertanian masih menjadi sektor prioritas ekonomi unggulan yang digeluti oleh mayoritas masyarakat Bantul. “Kami terus berupaya memastikan seluruh hewan ternak yang sudah mendapatkan vaksinasi dan tidak ada lagi PMK di Kabupaten Bantul,” katanya. (inu/eno)