
EVAKUASI: Penanganan kejadian kebakaran oleh petugas pemadam kebakaran BPBD Bantul beberapa waktu lalu.(DOKUMENTASI DAMKAR BPBD BANTUL)
RADAR JOGJA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat jumlah kerugian akibat bencana sudah mencapai Rp 159 juta pada awal tahun ini. Bencana yang paling banyak terjadi di Bumi Projotamansari ada pada jenis kebakaran bangunan dan gerakan tanah.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Bantul Aka Lukluk Firmansyah mengatakan, ada 36 kejadian bencana pada Januari. Kejadian paling banyak yaitu kebakaran bangunan berjumlah 12 kejadian dengan dampak rumah hingga tempat usaha. Untuk penyebabnya, mayoritas karena arus pendek listrik dan kelalaian manusia.
Kemudian untuk kejadian terbanyak kedua, yakni bencana gerakan tanah. Dengan jumlah 10 kejadian dan berdampak pada kerusakan bangunan rumah, talud, hingga jembatan. Jumlah kejadian yang sama juga tercatat pada bencana pohon tumbang dengan dampak kerusakan rumah, jaringan listrik, serta akses jalan. Sementara untuk bencana angin kencang. berjumlah empat kejadian dengan dampak rumah dan jaringan listrik.
Aka membeberkan, titik kejadian bencana juga menyebar di 11 kapanewon. Di antaranya Kapanewon Bantul, Dlingo, Banguntapan, Imogiri, Jetis, Kasihan, Pajangan, Pandak, Piyungan, Pleret, dan Sanden. “Jumlah kerugian materinya terhitung mencapai Rp 159, 8 juta dan nihil korban jiwa,” ujar Aka saat dikonfirmasi Radar Jogja kemarin (6/2).
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta Reni Kraningtyas menyampaikan, puncak musim penghujan di wilayah Bantul terjadi pada Februari ini. Kondisi tersebut tentunya akan meningkatkan potensi dampak bencana hidrometeorologi.
Reni meminta, supaya masyarakat memperhatikan lingkungan sekitar. Di antaranya dengan memastikan drainase tidak tersumbat, memangkas pohon-pohon rindang di sekitar rumah, dan menguatkan baliho di pinggir jalan. “Hal ini agar nantinya bila terjadi angin kencang, kerusakkan yang ditimbulkan tidak berat,” ucap Reni.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta mengaku, sudah menyiagakan 29 pos pantau yang tersebar di beberapa kapanewon dan satu pos induk. Kesiapsiagaan satuan tugas Tim Reaksi Cepat (TRC), pemadam kebakaran, pusdalops pun juga ditingkatkan. “Menghadapi potensi bencana hidrometeorologi kami juga telah berkomunikasi dengan para relawan dan FPRB yang tersebar di 75 kalurahan,” tandas Agus. (inu/eno)