
ENTASKAN KEMISKINAN: Suasana saat Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meluncurkan program ZChicken di Pendopo Parasamya Pemkab Bantul, Kamis (20/10). (IWAN NURWANTO/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Jumlah masyarakat miskin ekstrem di Bantul tergolong masih tinggi. Bahkan, hingga bulan ini angkanya telah mencapai 27.150 jiwa dan ditetapkan sebagai wilayah dengan masyarakat miskin ekstrem terbanyak kedua di Jogjakarta.
Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo mengatakan, terkait dengan upaya pengentasan masyarakat miskin kategori ekstrem tersebut pihaknya akan melakukan pendataan ulang data kemiskinan. Dengan melibatkan peran lintas organisasi perangkat daerah (OPD). Mulai dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK), Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
Kemudian juga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta panewu dan lurah
Menurut Joko, pengentasan kemiskinan memang menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini. Terlebih lagi Presiden RI telah menerbitkan amanat melalui Surat Nomor 401 Tahun 2022 untuk Gubernur DIJ agar bisa menangani permasalahan kemiskinan ekstrem hingga nol kasus sampai tahun 2024 mendatang.
Untuk diketahui, kemiskinan ekstrem sendiri merupakan kategori masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya. Mulai dari makanan, tempat tinggal, air bersih, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan informasi.
“Pendataan kembali angka kemiskinan penting karena akan menentukan pendekatan penanganannya. Setelah data ditemukan dengan valid, baru kemudian melakukan pendekatan pemberdayaan yang melibatkan lintas sektor tidak hanya sendiri-sendiri,” ujar Joko.
Berkaitan dengan program pengentasan kemiskinan, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan bahwa pihaknya juga menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program ZChicken yang resmi diluncurkan pada kemarin (20/10). Di Bantul sendiri, program tersebut telah menyasar sebanyak 41 penerima manfaat dari total kuota sebanyak 100 penerima untuk wilayah DIJ.
Halim menilai, ZChicken merupakan model program yang sangat baik dan hampir sempurna. Sebab dikemas secara lengkap dari hulu ke hilir. Sehingga membentuk sebuah ekosistem bisnis yang baik dan berkelanjutan. “Kami ingin dana yang dikelola BAZNAS dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan ,” beber Saidah. (inu/bah)