RADAR JOGJA – Program padat karya yang diinisiasi oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mulai bergulir saat ini. Salah satu lokasi yang disasar adalah Padukuhan Dagan Pinggir, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul. Dampak dari program tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Ketua Kelompok Padat Karya Padukuhan Dagan Pinggir Suparjono menjabarkan proyek padat karya yang kini tengah dikerjakan adalah talud dengan panjang 149 meter. Namun karena anggaran satu titiknya mencapai Rp. 100 juta, ia optimis masyarakat bisa menambah pengerjaan talud tersebut menjadi sepanjang 160 meter.

“Sudah berjalan sejak 27 Juni 2022 dan target rampung bulan depan atau 21 Juli 2022. Masyarakat sekitar yang terlibat sebagai pekerja ada 26 orang. Dengan rincian jabatan dua orang menjadi ketua kelompok, empat orang sebagai tukang serta 20 orang bertugas sebagai pekerja,” jelasnya saat ditemui Radar Jogja, Selasa (28/6).

Pria yang akrab disapa Jono ini menuturkan masyarakat sangat diuntungkan dengan program inisiasi Disnakertrans Bantul ini. Dikarenakan selain bisa menunjang infrastruktur desa, program tersebut juga cukup berdampak terhadap pemberian lapangan pekerjaan.

“Dengan adanya program padat karya memang masyarakat sangat diuntungkan. Bukan dari materi saja karena masyarakat sebagai pekerja, tetapi juga dampak masyarakat banyak karena yang kami bangun adalah akses jalan pertanian dan sangat membantu para petani,” katanya.

Sebagaimana diketahui, pada 2022 Disnakertrans Bantul melaksanakan program padat karya di 215 titik. Dari jumlah tersebut, 116 lokasi diantaranya dibiayai dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemda DIJ dengan nilai Rp. 180 juta per titik. Untuk 99 lokasi sisanya dibiayai dari APBD Bantul dengan anggaran sebesar Rp. 100 juta.

“Padat karya dari anggaran BKK Pemda DIJ sudah berjalan sejak 21 Juni lalu dan ditargetkan selesai 12 Juli 2022. Untuk program dibiayai Pemkab Bantul sudah dimulai sejak Senin (27/6) dan diharapkan bisa selesai pada pertengahan Juli 2022,” ujarnya.

Salah satu masyarakat yang terlibat sebagai pekerja Padukuhan Dagan Pinggir, Suroto mengaku turut senang dengan program padat karya di wilayahnya. Sebab, program tersebut sangat berdampak pada peningkatan infrastruktur wilayah dan kesejahteraan masyarakat.

Dia menceritakan beberapa waktu lalu, masyarakat yang berprofesi sebagai petani merugi. Penyebabnya gagal panen akibat curah hujan yang cukup tinggi.

Dengan adanya upah dari padat karya tersebut tentunya masyarakat menjadi terbantu untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari.

“Alhamdulillah, dengan padat karya ini selain dalane dadi apik (jalannya jadi bagus). Masyarakat juga masih bisa mendapatkan upah,” katanya. (vis/inu/dwi)

Bantul