RADAR JOGJA – Pemkab Bantul terus berupaya mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster. Melalui mandatori atau kebijakan khusus untuk dokumen vaksinasi.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bantul Joko B Purnomo mengatakan, mandatori khusus itu dilakukan agar masyarakat mau melakukan vaksinasi booster. Penerapannya berupa penyertaan bukti vaksin hingga dosis ketiga sebagai syarat mengurus berbagai keperluan yang berkaitan dengan pemerintah. Seperti dokumen kependudukan atau pelayanan publik lainnya. “Mandatori vaksinasi ini kami lakukan karena capaian dosis ketiga masih kecil,” ujar Joko Jumat (17/6).
Selain menerbitkan mandatori, lanjut Joko, pemerintah juga bekerjasama dengan TNI/Polri dan instansi lainnya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. Tentang bahaya Covid-19 serta pentingnya vaksinasi dosis ketiga. Agar tidak terjadi lagi peningkatan kasus Covid-19 di Bantul. Serta sebagai upaya mempertahankan status level 1 dalam pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang ditentukan oleh pemerintah pusat. “Apalagi saat ini sudah ada lagi varian baru Covid-19 omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia,” sambung Wakil Bupati Bantul itu.
Terkait dengan capaian vaksinasi di Bantul, dosis pertama dan kedua telah menyentuh angka sekitar 80 persen hingga kemarin. Sementara untuk vaksinasi dosis ketiga, masih di bawah angka 30 persen. Kemudian untuk perkembangan kasus, terdapat 21 kasus aktif yang masih menjalani isolasi mandiri. Mayoritas kasus diketahui termasuk gejala rendah dan tidak perlu perawatan di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja menuturkan, rendahnya capaian vaksinasi dosis ketiga terjadi lantaran masih adanya paradigma yang menyebar di masyarakat,. Jika vaksinasi lengkap hanya sampai dosis kedua saja. Hal itu, diakuinya berpengaruh terhadap minimnya minat masyarakat untuk melakukan vaksin booster.
Dia pun memastikan, sampai saat ini belum ada temuan kasus Covid-19 varian baru di Bantul. Namun, dinas tetap menyiagakan rumah sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus. “Namun kami antisipasi seumpama ada lonjakan. Seperti penyiapan rumah sakit dan terus mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga,” tandas Agus. (inu/eno)