RADAR JOGJA – Digelarnya pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) turut memperhatikan aktivitas warga sekolah. Salah satunya mengatur pola konsumsi siswa. Meskipun di Bantul masuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2, kegiatan di sekolah tetap mendapat pengawasan ketat.

Kepala SMPN 1 Bantul Tri Kartika Rina menegaskan, sekolahnya tidak memperkenankan siswa mengonsumsi makanan di sekolah. Sekolah ini juga menutup aktivitas kantin. “Kami menyadari persebaran Covid-19 human to human. Di mana persebaran akan terjadi kalau terjadi kerumunan, selain itu kontak fisik dan saat makan bersama,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (19/10).

Larangan mengonsumsi makanan di sekolah pun dinilai relevan. Dilakukan sebagai upaya menekan penularan Covid-19, sebab siswa akan menurunkan masker saat makan. Selain itu, waktu siswa berada di sekolah pun singkat, hanya 80 menit per hari. “Tidak ada waktu jeda dan istirahat. Mereka datang untuk belajar 80 menit, selesai, pulang. Jadi tidak ada kesempatan untuk mengobrol,” bebernya.

Selain itu, SMPN 1 Bantul meminta pedagang yang bisa mangkal di depan sekolah untuk tidak berjualan. Setidaknya ada 15 pedagang yang biasa berjualan di depan sekolah. Kini tersisa dua pedagang yang bertahan. “Tapi saya pesankan kepada anak-anak untuk tidak jajan di depan sekolah. Karena kalau misalnya pedagang dibilang jangan berjualan, kebetulan mereka (pedagang lewat dan berhenti, Red) di situ,” ucapnya.

Kendati begitu, Tri tidak melarang siswa untuk membawa minum. “Kalau membawa minum boleh, tapi dikonsumsi sendiri. Kami belum memperkenankan siswa membawa makanan dan mengkonsumsi makanan di sekolah,” jabarnya.

Guna memastikan keamanan siswa, SMPN 1 Bantul pun baru menggelar PTMT setelah 100 siswa menerima vaksin dosis kedua. Mengantisipasi adanya prediksi Covid-19 gelombang ketiga pada Desember mendatang. “Semoga hanya prediksi dan tidak terjadi. Mudah-mudahan juga tidak ada klaster baru,” cetusnya.

Terpisah, salah satu TK dan PAUD di Kapanewon Banguntapan juga telah menggelar PTMT. Sekolah yang merupakan milik salah satu yayasan keagamaan itu juga belum membuka kantin. Namun, sekolah menjadwalkan siswanya untuk makan bersama tiap hari.

“Kalau hari Senin sampai Kamis siswa bisa membawa bekal. Tapi kalau hari Jumat, pihak sekolah yang menyediakan,” beber salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya kepada Radar Jogja.

Sementara Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan, pelaksanaan PTMT masih ketat. Kendati Bumi Projotamansari telah masuk PPKM Level 2. “Namanya masih PTM terbatas, belum semua siswa kami perbolehkan masuk dalam waktu yang bersamaan. Dan jika ada siswa dan anggota keluarganya bergejala menyerupai Covid-19 dilarang masuk ke sekolah. Meski sudah level dua, masih harus ketat,” tandasnya. (fat/laz)

Bantul