
WASPADAI : Dua anak yang merupakan wisatawan Taman Senja Ngelo bermain di atas perahu.(SITI FATIMAH/RADAR JOGJA )
RADAR JOGJA – Pengelola objek wisata (obwis) yang berada di bantaran kali diminta untuk waspada. Lantaran lokasinya yang berada di hilir dan kerap mendapat kiriman air bah dari kabupaten-kota lainnya.
Komandan SAR DIJ Distrik Bantul Bondan Supriyanto mengungkapkan, selalu terjadi banjir di Bantul tiap tahunnya. Sebab wilayah ini berada di dataran rendah. Beberapa lokasi, bahkan memiliki siklus banjir bandang lima tahunan. “Maka sebaiknya pengelola wisata melakukan antisipasi. Off (kegiatan pariwisata di bantaran kali berhenti, Red) kalau musim hujan,” ujarnya ditemui saat meninjau obwis Taman Senja Ngelo di Pleret, belum lama ini.
Penghentian kegiatan pariwisata demi menjaga keselamatan. Baik pengelola dan wisatawan yang masuk ke obwis. Selain itu, untuk mengamankan aset obwis itu sendiri. “Jangan sampai ada kegiatan dari warga di bantaran kali yang mengakibatkan terjadinya hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Bondan juga mengharapkan sinergitas antara pengelola obwis dan SAR DIJ. Sebab pertolongan terhadap jiwa manusia, merupakan tanggung jawab bersama. “Harapan saya, pengelola bisa bersinergi dengan lembaga atau instansi kebencanaan di Bantul atau DIJ,” imbaunya.
Koordinator Pengelola Taman Senja Ngelo Muhammad Ary S mengakui, obwis yang dikelolanya tidak dapat menghindari banjir. Untuk itu, pengelola melakukan antisipasi agar dampak banjir tidak terlalu merugikan. “Pasti butuh tanggul untuk antisipasi. Tapi itu perlu biaya besar, maka kami merencanakan sistem rehap ulang jika banjir,” bebernya.
Sementara untuk keselamatan pengunjung, Ary melakukan koordinasi dengan pengelola sepanjang sungai. Supaya pihaknya dapat segera melakukan antisipasi saat hujan turun dan berpotensi banjir. “Kami lakukan koordinasi dengan pengelola sepanjang sungai dari hulu-hilir. Agar dapat segera antisipasi saat hujan,” cetusnya.
Senada, Pengelola Pasar Kebon Empring Titik Ailuh pun mengaku tidak khawatir. Terhadap geliat wisata di obwis yang dikelolanya saat musim penghujan. Sebab dia sudah menjalin koordinasi bersama komunitas kali.
Disadari, lokasi wisata yang dirintisnya sejak 2017 ini berada di pematang hilir kali. Sehingga kerap mendapat kiriman banjir. “Jadi kami menjalin komunikasi dengan komunitas di hulu. Kalau mendung pasti saling mengabari. Jadi yo rodo aman, karena ada komunikasi,” ucapnya.
Upaya mitigasi juga dilakukan dengan rutin bersih kali. Selain itu dilakukan penanaman tumbuhan di tepi kali. Tujuannya mencegah tanah longsor. Saat banjir menerjang kali. (fat/bah)