RADAR JOGJA – Pemprov DIJ terus mengurangi jumlah selter Covid-19 yang aktif. Terbaru, pemprov melalui Dinas Sosial DIJ hanya mengaktifkan satu selter saja dari 32 selter yang dimiliki.

Kepala Dinas Sosial DIJ Endang Patmintarsih menuturkan, penutupan dilakukan seiring menurunnya okupansi di berbagai selter yang dikelola pihaknya. Selter ditutup serentak pada 22 September lalu, sejak dibuka satu per satu mulai Juni.

“Dari 32 titik yang ada tinggal satu yang saya aktifkan, karena masih ada pasiennya. Tapi lainnya sudah saya tutup,” kata Endang kemarin (5/10).
Satu selter yang kini masih terisi pasien Covid-19 itu dikelola bersama oleh Dinas Sosial DIJ dan PT KAI. Rencananya, lokasi yang sebelumnya jadi mess khusus karyawan perkeretaapian ini juga akan ditutup ketika penghuninya sudah merampungkan masa karantina.

Demikian pula empat lokasi isolasi terpusat (isoter) yang dikelola bersama dengan instansi lain, juga bernasib sama. Keempat selter yakni selter PUPR-Polda DIJ, BBWS Serayu Opak, Rusun PIAT-UGM, dan Rusun UNY telah dinonaktifkan per 1 Oktober lalu.

Kendati demikian, Dinas Sosial DIJ akan tetap menyiagakan satu lokasi selter berkapasitas 100 kamar yakni di Balai Besar Diklat Kesejahteraan Sosial, Jalan Veteran, Kota Jogja. “Hanya memang posisi standby, bukan saya tutup terus tidak melayani lagi. Mudah-mudahan hal-hal yang kami pikirkan ini tidak terjadi begitu,” harapnya.

Endang melanjutkan, penyusutan kiriman pasien ke berbagai selter ini terpantau sejak awal September 2021. Pada pekan kedua berkurang drastis hingga akhirnya nol pasien. Ia menyatakan, semua pasien yang menjalani isolasi di selter kembali ke kediaman masing-masing dalam kondisi sehat.

Senada, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Eko Suhargono juga menyebut tingkat hunian berbagai selter di Bumi Sembada mulai berkurang drastis sejak 2 pekan lalu atau di September. Lima selter atau fasilitas kesehatan darurat (FKDC) Covid-19 kelolaan Pemkab Sleman yang beberapa bulan lalu penuh sesak, kini lengang, bahkan tak berpenghuni. Eko merinci, Asrama Haji di Mlati sekarang hanya terisi dua orang, Rusun Gemawang satu orang, dan selter UII, Unisa, serta Balai Besar Latihan Ketransmigrasian (BBLK) Jogjakarta kosong.

Akan tetapi, ia menegaskan sampai detik ini lima selter yang dikelola Pemkab Sleman masih terbuka menerima pasien. “Masih aktif. Baru akan evaluasi Dinkes maupun BPBD. Selter desa juga masih ada, kita hanya mendukung untuk jadup,” ujar Eko. (kur/laz)

Bantul