RADAR JOGJA – Persiba Bantul di masa keemasannya pernah diperkuat beberapa pemain asing yang ikonik. Namun dari deretan pemain asing itu, ada satu yang berhasil merebut hati masyarakat Bumi Projotamansari. Sosok yang dimaksud adalah Ezequiel Gonzalez. Bagaimana kabarnya kini?

HERY KURNIAWAN, BANTUL, Radar Jogja

Ezequiel Gonzalez kali pertama datang untuk memperkuat Persiba pada tahun 2006. Ia memperkuat tim kebanggaan Paser Bumi hingga tahun 2014. Meski sempat diselingi membela Semen Padang selama setengah musim.

Saat masih aktif bermain, Eze mudah sekali dikenali. Posturnya tinggi dengan ciri khas gaya rambut gondrong. Sebagai pemain, pria kelahiran tahun 1983 ini tergolong komplet.

Permainannya sekilas mirip dengan legenda AC Milan, Ricardo Kaka. Bermain di belakang striker, bisa mengatur jalannya pertandingan, tapi bisa juga mencetak banyak gol.

Setelah pensiun sebagai pemain, Eze memutuskan kembali ke Argentina. Tepatnya di sebuah kota bernama Puerto Madryn. “Sekarang saya jadi coach di sekolah bola, anak kecil usia 10-13 tahun,” kata Eze menjelaskan kesibukannya terkini kepada Radar Jogja.

Kendati sudah lama meninggalkan Bantul, Ezequiel mengaku masih sering mengikuti berita soal klub yang bermarkas di Stadion Sultan Agung (SSA) itu. Ezequiel mengaku sedih dengan kondisi Persiba yang kini harus berjuang di level regional Liga 3.

Menurut Ezequiel, Persiba dulu sudah susah payah naik ke level kompetisi tertinggi. Tapi sekarang justru terus mengalami penurunan. “Sayang, dulu sudah bisa naik, terus turun. Tapi, pasti bisa naik lagi,” ujarnya yakin.
Selama tinggal di Bantul dan membela Persiba, Ezequiel memang memiliki banyak momen yang tak bisa dilupakan. Salah satunya adalah saat membawa Laskar Sultan Agung menjuarai kompetisi Divisi Utama pada tahun 2011. “Banyak momen, yang pasti salah satunya waktu Persiba juara di Solo,” kenangnya.

Selain momen mengenai sepak bola, Eze juga mengalami beberapa momen di luar sepak bola selama menjadi pemain Persiba. Seperti gempa bumi besar 27 Mei 2006. Juga peristiwa erupsi Merapi di tahun 2010 lalu. “Iya, gempa dan Merapi juga,” katanya.

Ezequiel Gonzalez mengaku memiliki ikatan sendiri dengan Bantul. Ia menganggap kabupaten itu sebagai rumahnya. Sosok yang identik dengan nomor punggung 9 itu pun memiliki keinginan untuk bisa kembali berkontribusi untuk Persiba.

Salah satunya mungkin dengan menjadi pelatih. Namun, menurut Eze, itu tidak akan ia lakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, ia masih terus menimba ilmu sebagai juru taktik di Argentina. “Aku siap bantu jadi coach Persiba,” katanya sembari tertawa. (laz)

Bantul