RADAR JOGJA – Para korban kecelakaan maut di kawasan Tebing Breksi, tepatnya di Dusun Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Sleman dianggap pejuang. Lantaran mereka telah terbukti mencurahkan semangat dan berdedikasi dalam pembangunan kampung.

Untuk itu, bergulir rencana untuk mematri nama enam korban kecelakaan. Prasasti rencananya akan diletakkan di destinasi wisata Mbulak Umpeng yang dikembangkan oleh warga Padukuhan Daraman, Kalurahan Srimartani, Kapanewon Piyungan, Bantul. “Langkah untuk menghormati teman-teman yang berjuang dan gugur,” ujar Dukuh Daraman Samsul Arifin kepada Radar Jogja Sabtu (4/9).

Samsul berniat menyampaikan ide pembuatan prasasti pada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Daraman. Guna menentukan langkah selanjutnya yang tepat. “Kami memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada teman-teman Pokdarwis yang sudah berjuang,” ucapnya.

Pria 30 tahun ini berusaha menahan tangis, saat menceritakan proses pemakaman keenam warganya. Tak kuat, tangis Arif pun pecah dengan tetap berusaha mengucap doa. “Harapannya semuanya khusnul khotimah. Ya harapan semoga amal ibadah diterima,” ujarnya terisak-isak.

Arif membeberkan, semua korban kecelakaan merupakan pengurus Pokdarwis dari destinasi Mbulak Umpeng. Para pengurus Pokdarwis ini sedang melangsungkan kerja bakti pengambilan tempat duduk. Pesanan dibuat oleh perajin di Padukuhan Groyokan, Kalurahan Sambirejo, Sleman. Sebelumnya, perajin tempat duduk menginformasikan bahwa pesanan sudah rampung. “Tempat duduk itu merupakan batu putih. Pesannya di daerah Candi Ijo,” sebutnya.

Lurah Srimartani, Mulyana menambahkan, pihak kalurahan sangat prihatin. Dalam artian bangga memiliki masyarakat yang guyub dan bersemangat tinggi membangun desa. “Cuma itu sudah kehendak Allah. Mudah-mudahan, dengan ini ada kata gugur satu tumbuh seribu,” ujarnya.

Mulyana berharap, kejadian ini tidak melunturkan semangat warga Daraman untuk terus membangun kampungnya. Namun dapat menjadi motivasi semua warga, bahkan di luar Srimartani, untuk menumbuhkan destinasi wisata. Kedua, lanjutnya, perlu dikoordinasikan juga. Kegiatan seperti ini dilakukan ketika kelayakan kerja, siang hari. “Semua tetap kita kembalikan kepada Allah, kalurahan memberi apresiasi yang setinggi-tingginya atas motivasi dari pejuang wisata,” tandasnya. (fat/pra)

Bantul