RADAR JOGJA – Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) sebagian besar RS di Bantul kini berada di bawah 50 persen. Terhitung per 29 Agustus, hanya dua RS yang persentase BOR-nya masih tinggi.

Direktur Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC), dokter Tarsisius Glory mengungkap, BOR terus mengalami penurunan. Tren turunnya paparan Covid-19 di Bantul dirasakan mulai Agustus, terutama dua minggu belakangan. “BOR di RSLKC saat ini 41, 4 persen,” ucapnya dihubungi Radar Jogja Selasa (31/8).

Ditegaskan, turunnya BOR di Bantul disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) didukung gencarnya vaksinasi dan 3T (tracing, testing, treatment). “Jadi ketiganya tidak dapat dipisahkan terhadap penurunan angka BOR,” jabarnya.

Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul dokter Sri Wahyu Joko Santosa membeberkan, dua RS yang persentase BOR-nya masih tinggi adalah RSUD Panembahan Senopati dan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. “BOR kedua RS itu masih di atas 50 persen,” beber dokter Oki, sapaan akrabnya.

BOR di RSUD Panembahan Senopati mencapai 75 persen, dengan 53 ruang isolasi. Sementara BOR di RSU PKU Muhammadiyah sekitar 53 persen. “Tapi kalau ruang rawat intensif di RSUD Panembahan Senopati penuh, di PKU Muhammadiyah terisi sekitar 35 persen,” paparnya.

Dokter Oki turut mengungkap, terdapat empat rumah sakit yang menyediakan ruang isolasi Covid-19 dan tidak terpakai. Selebihnya, tingkat keterisian di RS berkisar antara 10 persen sampai 46 persen. (fat/bah)

Bantul