RADAR JOGJA – Peserta tes rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) keberatan, hasil PCR atau swab antigen negatif Covid-19 sebagai syarat. Sebab syarat itu dianggap memakan banyak biaya.
Salah satu calon peserta tes CPNS yang keberatan, Candra Latifah mengungkapkan keluhannya atas mahalnya biaya tes PCR dan swab antigen. Kendati pemerintah menurunkan harga PCR, namun harga kisaran Rp 500 ribu masih dirasa mahal. ”Kenapa kok sekarang masa kadaluarsa tes cuma satu hari,” ujarnya ditemui di kediamannya, Bangunharjo, Sewon, Bantul Selasa (24/8).
Meski kebijakan tersebut belum diputuskan, perempuan yang mengambil formasi analis apresiasi seni sudah merawa was-was. Namun, bila benar disahkan, akan mengganggu konsentrasinya. Apalagi tes CPNS direncanakan digelar 2 September.
“Ini jaraknya kurang lebih seminggu dari tes seleksi kompetensi dasar (SKD). Malah bikin chaos, hilang konsentrasi gara-gara berpikir harus swab sebelum tes,” keluhnya.
Candra pun turut mengungkap, keresahan rekan senasibnya. Di mana kebanyakan rekan-rekannya yang bergelut di dunia seni kesulitan mendapat vaksin. lantaran mereka tidak ber-KTP sesuai domisili. Sementara di sisi lain stok vaksin terbatas. Sehingga pemerintah tepat rekan-rekan Candra tinggal mendahulukan warganya. “Vaksin juga disebut sebagai syarat SKD. Dan masalah vaksinasi, meskipun digenjot banyak orang sini (rekannya di DIJ, Red) banyak orang luar daerah,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Sub Bidang Formasi dan Pengadaan Pegawai, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bantul, Jazari Hisyam mengaku belum berani menyampaikan informasi lebih lanjut. Terutama, terkait teknis pelaksanaan tes rekrutmen ASN. “Saya pribadi belum bisa memberi info karena baru akan rapat dengan Panitia Seleksi Daerah (Panselda) DIJ,” ucapnya.
Hisyam juga enggan memberi informasi terkait kepastian waktu pelaksanaan tes. “Untuk teknis pelaksanaan dan jadwal ujian akan dibahas dengan BKD DIJ (bersama, Red) BKPP Kab/Kota se-DIJ. Karena kami menyelenggarakan ujian secara bersama-sama di satu lokasi,” tandasnya. (fat/bah)