RADAR JOGJA – Bumi Projotamansari genap berusia 190 tahun pada 20 Juli 2021. Kendati perayaannya, harus ditunda dan digelar sederhana. Digelar secara virtual, puncak perayaan dilakukan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Kemudian dilanjutkan oleh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) lain di masing-masing kantornya.

“Kami mohon maaf kepada seluruh warga Bantul, peringatan Hari Jadi Bantul ke-190 berbeda dengan sebelumnya,” tutur Halim kepada awak media usai Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-190 kabupaten Bantul di Gedung Induk Kompleks Parasamya Bantul Senin (26/7).

Sebelum pandemi, seluruh komponen warga Bantul terlibat dalam rangkaian perayaan. Acaranya pun digelar meriah dengan berbagai kegiatan seremonial. “Tapi hari ini kami harus bisa menerima, peringatan kali ini diadakan secara sederhana. Potong tumpeng bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan disiarkan secara virtual kepada para panewu, pamong, dan seluruh warga,” paparnya.

Perayaan kali ini menekankan pada kiat Pemkab Bantul dalam upaya menangani pandemi. Untuk itu diusung tema “Bangkit Bersatu Melawan Covid-19 Untuk Bantul yang Lebih Harmonis dan Sejahtera”. Dengan harapan semangat Hari Jadi Bantul ke-190, menjadikan masyarakat Bantul semakin tangguh, waspada, untuk bersama melawan pandemi.

Selain itu Halim berharap, masyarakat dapat terbebas dari pandemi Covid-19. Tepat saat peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus mendatang. “Harapannya, pada saat memperingati kemerdekaan RI, kita juga akan merdeka dari pandemi Covid-19. Supaya masyarakat Bantul kembali hidup dengan normal dan produktif,” ujar mantan Wakil Bupati Bantul itu.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul Hanung Raharjo berharap pada progres penanganan Covid-19. Momentum Hari Jadi Bantul ke-190 menjadi puncak pandemi Covid-19 di Bantul. “Setelah itu, menuju penurunan di Bantul. Semoga ini puncaknya dan selanjutnya penurunan (kasus Covid-19, Red) di Bantul,” harapnya.

Untuk itu, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengimbau warga Bantul menerapkan 3M dan berani menjalani 3T. “Kami imbau masyarakat tetap menerapkan prokes melalui 3M. Kemudian 3T harus dijalankan. Dengan keikhlasan dan kesadaran tinggi, sehingga apa yang dilakukan Pemkab, keseriusannya bisa terwujud,” pintanya.

Sementara seorang tukang becak, Buwang Suyanto menyebut penanganan Covid-19 di Bantul tidak ada kemajuan. Sebab pria 52 tahun itu tambah sulit mendapat pelanggan. “Saya ke Kota Jogja sepi, di Bantul juga sepi,” ketusnya.

Untuk itu, warga Pandak, Bantul ini mengharapkan penanganan Covid-19 yang lebih serius. Sehingga pandemi dapat segera berakhir. “Biar pariwisata ramai, banyak yang pakai (jasa becak, Red) lagi. Bisa laku seperti dulu lagi. Pulih koyo wingi,” tegasnya. (fat/pra)

Bantul