RADAR JOGJA – Sekitar 100 hewan kurban di Bumi Projotamansari terindikasi mengandung cacing hati. Temuan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul merupakan hasil akumulasi dua hari penyembelihan hewan kurban pada 20-21 Juli.

“Berdasarkan hasil penghitungan selama dua hari kurang lebih ada 100 hewan kurban yang mengandung cacing hati,” sebut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Diperpautkan Bantul, Joko Waluyo kemarin (21/7).

Kendati begitu, Joko menyatakan bahwa daging kurban tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Sebab, cacing hati bukan jenis penyakit yang dapat menular ke manusia atau zoonosis. “Dagingnya tetap bisa dimasak tapi harus diolah dengan benar,” katanya.

Tercatat, setidaknya terdapat 2.050 titik penyembelihan. Titik penyembelihan masih bisa bertambah mengingat Surat Edaran (SE) Bupati nomor 451 tentang hari penyembelihan mulai 20-23 Juli. “Jumlahnya (titik penyembelihan) masih bisa bertambah karena besok hari terakhir penyembelihan hewan kurban,” paparnya.

Joko menyebutkan, jumlah sapi yang disembelih pada Idul Adha kali ini mencapai 6.026 ekor. Sementara untuk jumlah kambing atau domba ada sekitar 11.000 ekor. “Tapi jumlahnya juga bisa bertambah lagi,” ujarnya.

Di Kulonprogo, hingga hari kedua pelaksanaan Idul Adha, Dinas Pertanian dan Pangan menemukan 79 ekor hewan kurban memiliki penyakit cacing hati. Sebagaimana diketahui, penyakit dari hewan tersebut akan menular ke manusia apabila organ hatinya tetap dikonsumsi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Drajat Purbadi menyampaikan, temuan sebanyak 79 ekor hewan kurban bercacing hati tersebut ditemukan di berbagai titik pemotongan di wilayah tersebut. “Mayoritas ditemukan setelah sapi, domba maupun kambing tersebut disembelih dan dilakukan pemotongan,” ungkapnya.

Adanya temuan cacing tersebut, maka organ hati hewan kurban dinyatakan sudah tidak layak dikonsumsi dan harus dibuang dengan cara dikubur. “Sementara untuk daging masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan,” jelasnya.

Sementara terkait dengan pantauan proses pelaksanaan kurban di Kulonprogo, Drajat menyatakan mayoritas titik penyembelihan sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Bahkan banyak diantaranya sudah mengalami kemajuan. Seperti telah menggunakan alat peroboh hewan, tidak membuang limbah jeroan ke sungai serta menggunakan alat pemotongan yang bersih.

Kemudian untuk jumlah hewan kurban yang sudah dipotong di wilayah tersebut, ia mengungkapkan hingga kemarin (22/7) tercatat untuk sapi 664 ekor sapi, kambing 890 ekor dan domba 2.633 ekor. Dari jumlah tersebut untuk produksi daging mencapai 109.693 kilogram, jerohan 31,765 kilogram dan 344 kilogram jeroan afkir. “Untuk jumlah penerimanya ada 61.733 kepala keluarga,” terang Drajat. (fat/inu/pra)

Bantul