
TUNGGU PANGGILAN: Joko Prakoso dan istrinya, Maryatonah saat ditemui awak media di kediamannya, Padukuhan Bejen, Kalurahan Bantul, Kapanewon Bantul, Bantul(18/5).(SITI FATIMAH/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Indonesia dipastikan memberangkatkan jamaah haji tahun ini. Setelah pemerintah Arab Saudi membuka kembali penyelenggaraan ibadah haji bagi warga Indonesia. Kendati kuotanya terbatas. “Belum ada informasi dapat kuota berapa. Tapi yang jelas kami siap,” sebut Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Bantul Aidi Johansyah Selasa(18/5).
Diperkirakan, pemberangkatan jamaah haji dilaksanakan pada Juni. Aidi mengakui, waktu tersebut sangat singkat. Guna mempersiapkan keberangkatan jamaah haji. “Sebenarnya ini terlalu mepet. Tapi kami siap saja,” tegasnya.
Namun Kankemenag Bantul belum menerima petunjuk teknis (juknis) pemberangkatan jamaah haji. Karena itu, Aidi tidak dapat menyebut secara pasti jumlah jamaah haji asal Bantul yang akan diberangkatkan. Berikut kriteria khusus jamaah haji yang diprioritaskan. “Jadi dari pusat yang diberangkatkan yang tua dulu atau yang muda, kami belum tahu. Kami belum dapat informasi sampai hari ini,” ujarnya.
Sementara terkait vaksinasi, baru sekitar sepuluh persen jamaah haji yang menerima. Itu pun jamaah yang tergolong kategori lansia. “Belum semua jamaah, tapi yang lansia sudah. Di Bantul ada sekitar 1.000 jamaah (yang seharusnya diberangkatkan 2020, Red), baru sekitar 150 yang sudah divaksin,” cetusnya.
Terpisah, calon jamaah haji tahun 2020, Joko Prakoso mengaku senang, saat mengetahui informasi pemberangkatan haji. Meskipun kuotanya terbatas, informasi tersebut dianggap pria 65 tahun ini sebagai sebuah harapan. “Kami tinggal ganti, koper siap. Semua sudah lengkap tinggal tumindak aja,” ucapnya.
Berdasar informasi dari anggota keluarga yang bekerja di Kankemenag Bantul, Prakoso tahu, sebanyak 50 jamaah haji asal Bantul akan diberangkatkan. Menurut informan yang sama, pemberangkatan akan dilakukan pada 27 Juni. “Tapi itu kata saudara saya,” kata dia.
Prakoso dan istrinya pun sudah mendapat vaksin dua kali. Guna memastikan kesehatannya agar tidak terpapar Covid-19. “Kami tinggal tunggu keberangkatan. Yang penting, bisa berangkat,” sebutnya.
Meski berharap diberangkatkan, pria yang berprofesi sebagai tukang urut ini mengaku akan legawa. Bila tahun ini dia dan istrinya tidak masuk dalam kuota jamaah haji yang diberangkatkan. “Namanya panggilan, juga ada aturan. Kalau situasi masih seperti ini kami maklum,” tuturnya. (fat/pra)