
SERIUS MENYIMAK: Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Bantul Arif Darmawan ikut aktif mengikuti webinar.
RADAR JOGJA – Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) serius mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa segera bangkit. Tak terkecuali pelaku UMKM di Kabupaten Bantul.
Salah satu upaya yang ditempuh KPC-PEN adalah memaksimalkan penyaluran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kuartal IV. Targetnya, penyaluran program itu menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi kecil dan menengah. Dengan begitu, roda perekonomian di Bumi Projotamansari bisa kembali berputar.

Hal itu terungkap saat Webinar dengan tema Peluang Usaha saat Pandemi, Manfaat Program PEN bagi UMKM. Webinar yang diselenggarakan pada Kamis (26/11) ini, antara lain, diikuti lebih dari 50 pelaku UMKM. Para pengusaha lokal ini bergerak dari beberapa bidang. Antara lain, kuliner, pakaian, dan kerajinan. Beberapa pejabat Dinas Komunikasi dan Informatika serta Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DKUKMP) Bantul juga aktif terlibat dalam forum itu.
Kepala DKUKMP Bantul Agus Sulistiyana mengungkapkan, pemkab getol menawarkan bantuan permodalan kepada pelaku UMKM. Di antaranya bantuan pinjaman dari salah satu bank daerah. Program bantuan pinjaman yang bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi daerah itu khusus bagi ultra mikro.
“Ada proses seleksinya,” jelas Agus.
Birokrat yang pernah menjabat kepala dinas perpustakaan dan arsip ini menyebut jumlah UMKM di Kabupaten Bantul sangat banyak. Mencapai 52.655. Sebanyak 29 ribu di antaranya telah mengantongi surat keputusan.
Kendati begitu, Agus meminta pelaku UMKM tak perlu khawatir. Bantuan permodalan saat pandemi bisa diakses melalui beberapa pintu. Misalnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pemprov, pemkab, hingga perbankan.
“Bantuan permodalan itu sifatnya untuk produksi. Bukan konsumsi,” ingatnya.
Ketersediaan beragam akses bantuan itu, kata Agus, sebagai bentuk komitmen pemkab. Bahkan, pemkab juga menggulirkan beberapa program lain. Sebut saja bantuan perlindungan sosial dan padat karya. Pemkab ingin roda perekonomian kembali berputar.
Sementara itu, praktisi teknologi informasi PT. Sarana Infotekno Mitra Solusi dan SIMS-Life Media Eka Indarto lebih menyoroti strategi pemasaran melalui media sosial (medsos) dan situs jual beli online. Menurutnya, medsos maupun situs jual beli online punya berbagai kelebihan dibanding lainnya. Mulai televisi, radio, hingga koran. Di antara nilai plus itu adalah jangkauan medsos dan situs jual beli online lebih luas. Biaya pemasarannya pun lebih murah.
“Juga bisa diakses 24 jam. Calon pembeli bisa melihatnya kapan saja,” tuturnya.
Jadi, Eka menyarankan pelaku UMKM mulai memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memasarkan produknya. Toh, semua orang memiliki gawai. Kendati begitu, Eka mengingatkan, jual beli melalui medsos bukan tanpa risiko. Perang harga antarpenjual kerap membuat calon pembeli terlena.
“Lupa dengan kualitasnya,” katanya.
Apakah pelaku UMKM di Kabupaten Bantul sudah memanfaatkan teknologi? Menurutnya, sebagian telah memanfaatkannya. Ada yang berjualan melalui Facebook. Ada pula yang memanfaatkan Instagram.
“Mereka juga bisa memantau perkembangan pasar dan kompetitor melalui medsos,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Eka juga meminta pelaku UMKM harus memperhatikan kemasan produk. Sebab, psikis calon pembeli akan tergoda dengan kemasan yang menarik.
Sesi tanya jawab banyak memantik peserta webinar menyampaikan uneg-unegnya. Di antaranya ada yang melontarkan pertanyaan cara membuat caption foto yang menarik. Agar dapat menarik perhatian calon pembeli. (zam)