RADAR JOGJA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIJ memprediksi musim kemarau mulai terjadi pada Mei. Kendati begitu, hingga pertengahan Mei ini masih terjadi hujan dan gelombang laut masih cukup tinggi.

Salah seorang nelayan Pantai Depok Hendri Sriyono, 37, mengaku tidak melaut sejak tiga hari lalu. Di samping gelombang tinggi, cuaca seperti ini sepi ikan. Tangkapan ikan bawal cenderung sedikit dibandingkan dengan ikan lokal. “Pencarian gak maksimal, ikan lokal nggak bisa langsung terjual karena sepi kunjungan,” keluhnya.

Sementara itu Kepala BMKG Staklim Mlati Jogjakarta Reni Kraningtyas mengatakan, kondisi ini memasuki musim peralihan dari musim hujan ke kemarau. Sehingga tidak menutup kemungkinan masih terjadi hujan.

Menurutnya, kondisi ini merupakan hal lazim. Tetapi, lambat laun potensi curah hujan akan semakin menurun, hinga puncak prediksi musim kemarau berada Agustus mendatang.

Dijelaskan, syarat terjadinya musim kemarau, apabila curah hujan selama 10 hari kurang dari 40 mm.   “Saat ini curah hujan masih mulai menurun, di bawah 50 milimeter (mm),” ungkap Reni.

Reni menyebut, kondisi ini sudah dirasakan sejak sepuluh hari terakhir dan dirasakan hampir merata di seluruh wilayah di Bantul. Kecuali, di tiga wilayah yang diprediksi masih diguyur hujan lebat. Di antaranya Madukismo dengan curah hujan sebesar 58 mm, Ngestiharjo 48 m dan , Ringinharjo  sebesar 45 mm.

Dikatakan, awal memasuki musim kemarau ini potensi hujan masih ada, sebab suhu permukaan laut di Perairan Selatan Jogja masih hangat, sekitar 29 – 30 derajat celcius. Sehingga kondisi cuaca siang panas jelang sore hujan lazim terjadi. Sebab, suhu permukaan laut terjadi penguapan cukup maksimal dan masih terbentuk awan-awan hujan. Setelah penguapan maskimal tumbuh di atmosfir atau angkasa, menyebabkan langit tertutup awan sehingga terjadi mendung.

Begitu juga potensi angin, ferkuensinya mulai menurun di bandingkan bulan April lalu. Untuk nelayan, disarankan untuk tidak melaut. Sebab, tinggi gelombang laut mencapai 2,5 – 4 meter. Sedangan potensi angin di atas 25 knot. “Kecuali untuk kapal besar,” katanya. (mel/bah)

Bantul