
INOVASI: Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat acara peresmian program Memilah Sampah Menabung Emas di RPS BUMDes Panggung Lestari Senin (1/7). (MEITIKA CANDRA LANTIVA/RADAR JOGJA)
BANTUL – Pemerintah Desa (Pemdes) Panggungharjo terus berinovasi. Terbaru, salah satu desa di Kecamatan Sewon itu memberikan peluang kepada warganya memiliki tabungan emas. Caranya cukup dengan menyetorkan sampah.
Lurah Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi mengungkapkan, sampah yang disetorkan merupakan hasil pemilahan. Bahkan, sampah senilai Rp 6.750 bisa langsung ditukar dengan pecahan emas terkecil seberat 0,01 gram.
”Sampah harus ditangani serius. Apalagi, sampah bisa menjadi investasi,” jelas Yudi, sapaan Wahyudi Anggoro Hadi di sela launching program Memilah Sampah Menabung Emas di Rumah Pengelolaan Sampah (RPS) BUMDes Panggung Lestari Senin (1/7).
Program ini kian melengkapi gagasan Pemdes Panggungharjo melalui BUMDes Panggung Lestari. Wahyudi mengklaim, penanganan sampah di wilayahnya sudah berjalan baik. Mayoritas penduduknya telah sadar dengan pentingnya pemilahan sampah.
”Bank sampah juga sudah tersedia di 30 titik,” ucapnya.
Dari itu, Yudi optimistis program baru ini dapat meningkatkan semangat warganya menangani sampah. Setidaknya di lingkungan rumahnya masing-masing. Sebab, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar. Dalam sebulan bisa mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu jika ditabung. Dengan begitu, peluang warga memiliki tabungan emas kian besar.
”Sehingga, sampah yang dibuang ke TPST Piyungan berkurang,” kata Yudi menyebut program ini merupakan kerja sama Pemdes Panggungharjo dengan Pegadaian.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Abdul Halim Muslih menilai, problem sampah merupakan persoalan budaya. Banyaknya volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan akibat kebiasaan masyarakat. Dari itu, Halim meyakini perilaku itu bisa diubah. Apalagi, sampah bisa ditabung menjadi emas.
”Kalau budaya membuang sampah diterapkan, ke depan Bantul bebas dari sampah,” tambahnya. (cr6/zam/fj)