BANTUL – Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Bantul masih memiliki segudang pekerjaan rumah. Salah satu indikatornya, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih minim. Berdasar data Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, wisman yang melancong di Bumi Projotamansari rata-rata hanya 50 ribu orang per tahun. Atau 5 persen dari total jumlah kunjungan.
Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo tak menampik, kunjungan wisman memang masih rendah. Wisman juga hanya melirik objek wisata (obwis) tertentu. Mereka cenderung memilih obwis yang bernuansa pedesaan.
”Yang paling banyak di Tembi dan Mangunan,” jelas Kwintarto Kamis (20/6).
Dari itu, Kwintarto menargetkan, kunjungan wisman bisa merata di seluruh obwis. Caranya dengan menggalakkan berbagai atraksi yang biasa dilirik wisman. Contohnya, Surfing dan lari jarak jauh.
”Apalagi, sekarang sudah ada TIC (Tourist Information Center),” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Zumron, pelaku wisata di wilayah Sewon mengingatkan, untuk menggaet wisman tak cukup dengan menggelar berbagai event internasional. Yang paling penting adalah peningkatan sumber daya manusia. Itu bertujuan pelaku wisata di obwis lebih berkompeten dan terbuka.
Berbagai aspek itu, kata Zumron, yang dilakukan pelaku wisata di Desa Wisata Tembi. Kendati begitu, mereka juga bekerja sama dengan tour and travel.
”Mereka juga menghidupkan kesenian. Seperti menggelar pameran seni secara rutin. Konsepnya juga dikerjakan apik,” tambahnya. (cr6/zam/zl)