RADARJOGJA.CO.ID – BANTUL – Sementara itu, di Bantul, hujan pada Selasa (22/11) malam juga menyebabkan ambrolnya talud tepi jembatan Dusun Kembangsongo, Trimulyo, Jetis.
Longsornya talud setinggi delapan meter dan panjang lima belas meter ini mengancam rumah milik Suwaldi, 40. longsor sekitar pukul 23.00 Selasa (22/11).
Suwaldi menceritakan, talud longsor setelah tergerus derasnya arus air Sungai Code yang mengalir persis di depan rumahnya. Menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah Sleman dan Kota Jogja. “Sungai banjir sejak sore,” katanya.
Menurutnya, gejala talud akan ambrol sudah tampak pascagempa 2006. Ada banyak titik retakan.
Guna mengantisipasi longsor susulan, Suwaldi dibantu warga setempat gotong-royong memasang plastik terpal di halaman rumahnya. Agar air hujan tidak mengalir ke lokasi longsoran. Selain itu, warga juga menurunkan atap bangunan di bagian belakang rumah Suwaldi.
Di sekitar longsor juga dipasang garis polisi agar warga tidak mendekat ke titik rawan.
Melihat kondisi tersebut, Suwaldi keukeuh tetap akan bertahan. Dia tidak ingin pindah rumah.
“Wong rumahnya cuma di sini,” lanjut pria yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual angkringan ini.
Ironisnya, Kasi Operasi Jaringan Irigasi Dinas Sumber Daya Air Bantul Yitno mengaku tak tahu persis instansi mana yang bertanggung jawab menangani longsor talud tersebut. Dia hanya berniat melaporkan kasus tersebut ke Pemprov DIJ.
Dikatakan, jika talud menjadi bagian dari sungai, perbaikannya menjadi tanggung jawab Balai Besar Wilayah Serayu Opak. Namun, jika bangunan tersebut bagian dari jembatan kewenangannya ada di instansi Bina Marga. “Karena longsor merembet ke pondasi jembatan,” jelasnya. (zam/yog/ong)